harus memilih

2.9K 617 736
                                    

siapa yang telat?

➹➷➹➷➹➷➹➷➹

Liburan natal kemarin Lavina habiskan di rumah Oliver. Mereka menghabiskan waktunya untuk bersenang senang dan belajar Quidditch dengan Oliver. Saat hari terakhir, mereka kedatangan tamu. Ya, Lavina mengundang Cedric kesana. Cedric bilang ia sibuk bekerja di dunia muggle bersama rekan muggle nya. Hubungannya dengan Cedric sedikit merenggang. Namun Lavina belum bisa memastikan bahwa ia sudah move on dari pria itu atau belum.

Ada suatu kejadian lucu tapi memalukan jika di ingat ingat. Pada saat itu Lavina ingin mandi namun sepertinya ia lupa bahwa kamar mandi itu sedang dipakai. Lavina membuka kenop pintu tersebut, tidak terkunci. Setelah itu ia mengaga dan melotot secara bersamaan. Apa yang ia temukan? Oliver yang sedang mandi.

"Kenapa pintunya ga dikunci sih?!" Ucap Lavina emosi.

"Kenapa buka pintu pas udah tau ada yang mandi?" Sahut Oliver.

"Kan aku juga mau mandi."

"Mandi bareng aja gimana?" Tawar Oliver dengan wajah mesumnya. Lavina memberikan tatapan horor pada pria itu.

"Matamu, cok!" Ucap Lavina lalu berlari ke kamarnya.

Sangat memalukan. Untung saja saat itu Oliver tidak telanjang. Oliver mengenakan boxer, sepertinya. Setelah itu Lavina mengumpati dirinya sendiri di kamar.

Kembali ke Hogwarts, Lavina diberitahu Cedric bahwa the Burrows terbakar oleh pelahap maut. Lavina tidak bisa membayangkan betapa sedihnya keluarga Weasley. Namun Ron seperti tidak ada beban, lihatlah! Setelah kembali ke Hogwarts ia malah bermesraan dengan Lavender. Lavina curiga mereka sudah melakukan hal hal yang lebih dari sekedar berciuman.

"Hey!" Kejut Five dengan melambaikan tangannya pada wajah Lavina.

"Apa yang kau pikirkan?" Tanya nya.

Lavina menggeleng, "Tidak ada."

Five mengangguk anggukan kepalanya. Mereka kembali melanjutkan langkah kakinya menuju tempat biasa. Five mengeluarkan sesuatu dari sakunya lalu merapalkan sebuah mantra. Benda itu berubah menjadi sebuah pintu, sekali lagi bukan pintu doraemon.

Five memberikan senter kepada Lavina. Lavina menyalakannya untuk memberikan mereka penerangan. Butik ini masih belum mampu membayar tagihan listrik. Five melebarkan senyumnya.

"Dolores."

Lavina ingin muntah sekarang, namun ia harus menepati janjinya untuk menemani Five. Five menghampiri Dolores lalu berdansa dengan manekin itu.

Lavina tidak memperdulikan Five, ia duduk dan melamun. Dekat dengan Five mengingatkan pada Aidan. Luka yang mulai mengering itu perlahan seperti terkoyak dan mengeluarkan darah. Ingatan tentang awal bertemu dengan Aidan, Aidan memeluknya, Aidan menciumnya, dan kenangan yang lain. Tanpa sadar air matanya menetes, Lavina segera menghapus air matanya.

"Five." Panggil Lavina.

Five menoleh, lalu memusatkan atensinya pada Lavina. Lavina menatap manik mata Five, menahan air matanya yang hampir jatuh.

"Apakah kau sungguh bukan Aidan? Kau Aidan kan?"

Five menghela nafasnya, "Sudah berapa kali aku ucapkan, aku Five bukan Aidan."

"oke." Ucap Lavina dengan kecewa. Lavina berharap Five berbohong dan mengatakan bahwa ia adalah Aidan. Namun harapan itu pupus sudah.

Five meletakkan Dolores lalu menghampiri Lavina. Ia merentangkan kedua tangannya dengan tersenyum. Lavina mendongak, memasang wajah yang bertanya tanya.

Lavina EllieWhere stories live. Discover now