Gerbang Kematian

3.9K 870 1K
                                    

Hermione membawa Harry dan Umbridge pergi ke hutan terlarang. Ginny, Luna, Ron dan Neville masih disini menjadi seperti tahanan. Luna menatap keluar jendela, sepertinya ia bosan. Lavina menatap mata Ginny, memberikan isyarat. Ginny kemudian menoleh pada Ron, Neville, dan Luna kemudian kembali menatap Lavina.

"Sekarang!" Perintah Lavina.

"Stupefy!" Rapal mereka bersama kecuali Lavina, tentu saja ia masih belum kuat.

"Pergi! Bantu Harry!"Ucapnya lagi sambil menahan Draco yang hendak menangkap mereka. Ginny memimpin di depan, mereka kemudian berlari keluar dari ruangan Umbridge.

Draco menepis tangan Lavina, "Apa yang kau lakukan?! berkhianat, hah?!" teriaknya.

"Jangan, Draco. Biarkan mereka pergi!" Ucap Lavina masih menahan tangan Draco.

"Jangan sentuh aku, mudblood!" Ucapnya kesal.

"Yee anak ngent**! Petrificus totallus!" Rapal Lavina, tubuh Draco membeku seketika.

Lavina membawa tubuh Draco kedalam lemari yang ada di kantor Umbridge, lalu memasukkan nya kedalam sana. Lavina menutupnya dan tidak lupa untuk menguncinya.

"Gimana ya, ya kamu si! bye Draco. See you in azkaban." Ucap Lavina kemudian berlari menyusul mereka.

Tiba di jembatan, mereka sudah berkumpul dengan Harry. Harry tetap bersikeras agar ia melakukannya sendiri, tidak ingin di bantu. Neville meyakinkan Harry tentang Laskar Dumbledore.

"Lalu, bagaimana kita pergi ke London?" Tanya Harry.

Luna tersenyum, "Terbang, tentu saja."

Luna membawa kami pergi menuju sekumpulan para thestral. Luna memberikan mereka potongan daging. Lavina menatap aneh pada gadis itu. Hermione, Ron, dan Neville cuma menatap sekeliling mereka dengan kebingungan.

"Aku bonceng aja boleh ga si." Ucap Lavina frustasi, ia takut sekali dengan ketinggian.

Luna menggenggam tangan Lavina lembut, "Ini cuma terbang, kan? Kau adalah Gryffindor yang pemberani, bukan?"

Lavina tersenyum lalu memeluk Luna. Wanita itu selalu pandai membuat orang kembali mendapatkan kepercayaan pada dirinya. Luna menuntun Lavina untuk menaiki thestral. Luna kemudian menaiki thestral yang satunya.

Thestral ini perlahan mulai terangkat dari tanah dan terbang ke langit. Lavina memejamkan matanya, mencengkram erat punggung hewan ini agar ia tidak terjatuh. Saat dirasa sudah cukup tinggi, Lavina membuka matanya perlahan. Gumpalan awan yang lembut menyapa pipinya. Hogwarts terlihat sangat cantik pada sore hari. Lavina secara tidak sengaja melirik ke bawah, wajahnya berubah masam. Ketakutan nya kembali menerjang tubuhnya.

"Jangan liat ke bawah, Lav! lihat di depanmu! Rileks!" Teriak Luna dengan santai.

"Rileks rileks bibir bibirmu." Cibir Lavina.

➹➷➹➷➹➷➹➷➹


Mereka berlari memasuki sebuah ruangan yang dimaksud oleh Harry. Ruangan ini sangat luas dan gelap, Lavina mengeluarkan cahaya dari ujung tongkatnya. Mereka berjalan maju mencari nomer rak yang dicari oleh Harry. Harry dengan tergesa gesa memimpin di depan sedangkan Luna dan Lavina menjaga di belakang. Hermione dan Ginny menjaga dari samping dan Neville menjaga depan dengan Harry.

Harry berhenti, "Disini, harusnya ia disini!" Ucapnya.

Neville menoleh fan melangkah pada sebuah rak, memperhatikan sebuah ramalan yang tertulis nama Harry disana. "Harry, namamu ada disini."

Lavina EllieWhere stories live. Discover now