menjauh?

3.8K 686 627
                                    

Seleksi Quidditch.

Mungkin ini pertama kali dalam sejarah Lavina melihat penyeleksian Quidditch asrama mereka. Lavina tidak pernah berminat untuk masuk tim Quidditch asrama, sedikit beresiko. Harry bahkan kehilangan tulang nya, walaupun itu kesalahan Lockhart sebenarnya.

Lavina dan Hermione duduk di bangku tribun, Luna juga berada di sampingnya entah dari kapan. Hermione diam diam memusatkan pandangannya kearah Ron. Lavina terkadang bingung sendiri, mengapa Ron tidak kunjung peka?

Lavina menyenggol lengan Hermione, "Nampaknya McLaggen menyukaimu, Hermione. Dia selalu melirik kepadamu." Hermione memutar bola matanya malas lalu kembali memperhatikan Ron.

Ron dan Cormac nampak sudah menempati posisi mereka sebagai keeper. Lavina jadi ingat saat pertama kali Oliver dengan heboh memberitahunya bahwa ia menjadi keeper.

Ginny membawa Quaffle dengan cepat dan menghindari bludger. Ia dengan cekatan melempar Quaffle menuju gawang namun Cormac menepisnya. Cormac dengan gaya nya yang selangit menepis semua Quaffle yang mencoba masuk ke gawang.

Ron menjaga gawang dengan khawatir. Ia menepis Quaffle dengan ragu ragu namun berhasil. Lavina memberikan semangat kepadanya sembari memakan kerupuknya.

Ron nampaknya makin cemas karena ia sama kuat dengan Cormac. Lavina melirik kearah Hermione, menatapnya curiga. Ia seperti merapalkan sesuatu kepada Cormac. Dan benar saja, ia sedikit bergeser dari tempatnya dan membiarkan Quaffle itu memasuki gawang. Lavina menyeringai kepada Hermione, seolah olah seperti menangkap basah seorang penjahat.

"Mantra confundus? eh?" Ceplos Lavina.

"Shut up." Ucap Hermione sembari tersenyum salah tingkah.

Disebelah Luna terdapat Lavender yang juga sama menatap Ron. Gadis itu menyemangati Ron dengan teriakannya. Beberapa kali juga Lavina dan Lavender dikira bersaudara, padahal Lavina saja baru tau Lavender hidup pada tahun ini.

Seleksi Quidditch ini selesai. Ron yang akan maju menjadi keeper nanti. Hermione pergi untuk menghampiri Ron dan Harry. Lavina tidak ikut karena ia sudah berjanji untuk menemui Draco.

Lavina melangkahkan kakinya menuju menara astronomi, menaiki tangga satu persatu. Lavina menepuk jidatnya lalu melihat sekeliling, kosong. Lavina tersenyum lalu berteleportasi langsung keatas.

Lavina menyeimbangkan badannya agar tidak jatuh setelah berteleportasi, ia bahkan hampir menabrak Five. Sebentar, Five?!

"Gunakan matamu!" Sarkas Five. Lavina mendecih, Draco tidak bilang bahwa ia akan mengajak Five yang menyebalkan.

Lavina tersenyum kearah Draco yang sedang murung. Wajahnya seolah olah menyimpan tekanan yang sangat berat. Lavina menggenggam tangannya.

"Hey? Ada apa?" Tanya Lavina. Draco tidak menjawab, ia hanya diam dengan pandangan nya yang kosong.

Lavina mengeluarkan sesuatu dari sakunya, sebuah gelang yang ia beli di bandara kemarin. Lavina membeli tiga dan masing masing sudah ia beri mantra kuno yang ia pelajari.

"Ini, aku membelikannya untukmu." Ucap Lavina dengan sumringah. Lavina hendak memasangkan nya pada lengan kiri Draco, namun tangannya keburu di tepis oleh Draco. Lavina menatap kebingungan pada pria didepannya.

"Menjauh dariku." Ucapnya dingin.

Lavina kebingungan, "hah?"

"Menjauh dariku, jangan pernah dekati aku lagi." Ucap Draco dengan nada tajam.

"Apa maksudmu?"

"Dia bilang menjauh darinya, bodoh!" Teriak Five disamping.

"Aku tidak butuh opinimu." Balas Lavina. Ia kembali memusatkan perhatiannya ke Draco.

Lavina EllieWhere stories live. Discover now