bukan terakhir, kan?

4.9K 839 571
                                    

Setelah beberapa hari tidak makan kemarin, Lavina akhirnya mengikuti makan malam karena dipaksa oleh Oliver. Bibir Lavina pucat, entah karena sakit atau merasakan sesuatu.

Lavina memandangi makanannya dengan tatapan kosong dan hanya mengacak ngacak makanannya saja. Oliver dengan geram mengambil sendok Lavina dan menyuapi Lavina.

"makan! kau mau mati?" Ucapnya sembari menyuapi Lavina. Lavina tersenyum simpul lalu membuka mulutnya, menerima suapan Oliver. Oliver menyuapi Lavina dengan semangat sampai sampai Lavina hampir tersedak.

"pelan pelan, anjir. keselek nanti." ucap Lavina sedikit emosi. Oliver hanya terkekeh lalu kembali menyuapi Lavina.

"Selamat malam ku ucapkan pada kalian, besok adalah hari tugas ketiga dilaksanakan. Untuk itu untuk para juara segera bersiap untuk menghadapi kemungkinan yang kalian dapatkan disana." Ucap professor Dumbledore lalu turun dari mimbarnya.

Lavina menoleh pada Harry, "Harry, apapun yang terjadi nanti di tugas ketiga, jangan sekali kali kau menyelamatkan Cedric. Pegang piala itu sendiri, jangan bersama Cedric." Ucapnya penuh dengan kekhawatiran.

Harry hanya menganggukkan kepalanya canggung. Ron bahkan tidak melirik percakapan mereka sedikitpun. Hermione melirik dengan wajah bertanya-tanya pada Lavina.

"Ada apa? Apa kau merasakan sesuatu?" Tanya Hermione kepada Lavina.

"Entahlah, Hermione. Saat aku menatap mata Cedric kemarin, aku seperti tersedot kedalam mimpi- mimpi yang sangat buruk." Ucap Lavina dengan muka khawatir.

"Dan apa mimpinya?" Tanya Oliver lagi sembari memperhatikan mereka.

"a-aku seperti melihat mereka didalam tugas ketiga itu, mereka didalam sebuah labirin untuk mencari sebuah piala yang ternyata adalah sebuah portkey yang membawa Harry dan Cedric kesebuah tempat yang gelap." Ucap Lavina dengan ngos-ngosan. Oliver memberi Lavina minum, Lavina meminumnya sebentar lalu kembali melanjutkan ceritanya.

"Disana keluar sosok jelek seperti tikus, bukan aku body shamming. Ia mengucapkan salah satu mantra tak termaafkan dan- membunuh Cedric." Ucap Lavina berkaca kaca.

"Aku tidak mau melihatnya seperti itu, jadi Harry tolong. Jangan kau ajak Cedric kedalam sana, biarkan dia terluka asal jangan meninggal." Ucap Lavina parau, Oliver ya g berada disampingnya langsung merangkul pundak Lavina dan mengelusnya agar tenang.

●○●○●○●○

Pagi pagi buta, kira kira masih pukul empat pagi Lavina membuka matanya. Lavina sedikit menggeliat untuk meregangkan otot ototnya. Lavina segera bangun dan membereskan kasurnya agar tidak berantakan. Lavina kemudian mengambil perlengkapan mandinya dan menuju kamar mandi.

Lavina mandi sekitar 45 menit, biasa cewek. Lavina mengeringkan rambutnya yang masih basah. Lavina menggunakan sebuah hoodie lalu dilapisi dengan jaket pemberian Cedric yang belum ia kembalikan. Lavina menyemprotkan sedikit parfum pada tubuh dan pakaiannya, tidak peduli dengan iritasi yang akan ia dapatkan nanti.

Lavina mengepang rambutnya kesamping lalu ia berikan sedikit hiasan. Lavina melihat pantulan dirinya di cermin sekali lagi lalu tersenyum.

WIH GILA SI GUE CANGTIP BANGET WALAUPUN PUCET.

Lavina mengguncang tubuh Hermione, membangunkannya sebelum ia mengoceh katena telat membangunkannya.

"iya-iya, aku sudah bangun." Ucap Hermione namun matanya masih tertutup, katanya sudah bangun?!

"terserah kau saja." Balas Lavina.

Lavina EllieDove le storie prendono vita. Scoprilo ora