_Aqeena Muslimah Syaifullah_

40 18 5
                                    

Ketika kamu diberi waktu dan kesempatan untuk sujud dan bermunajat pada-Nya, jangan pernah kamu abaikan. Karena hanya mereka yang terpilih yang akan mendapatkan kesempatan itu.

_Muslimah_

Jam menunjukkan pukul 03.45 dini, Aku segera bergegas mengambil air wudhu kemudian shalat tahajjud dan witir. Selepas shalat, aku sempatkan untuk berdzikir dan berdoa.
"

Ya Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Tiada tempat terbaik untuk berlindung, memohon ampunan dan tempat merintihkan segala beban dunia ini kecuali kepadamu ya Rabb, Tiada tempat terbaik untuk meminta dan kembali kecuali kepadaMu, Ya Rabb, Mudahkan segala urusan dan sampaikan langkah ini untuk mencapai ridhomu,dan ampuni segala dosa hambamu yang lemah ini."


____

Pagi ini, Aku berangkat lebih awal dari biasanya. Hari ini aku berniat  untuk jalan kaki ke sekolah. Jarak sekolahku 2km dari rumah. Aku sengaja jalan kaki hari ini, biasanya naik ojek atau angkot umum, namun karena pelajaran jam pertama disekolahku  adalah penjaskes, Aku berniat untuk lebih dulu berolahraga. Lumayan pagi pagi udah berkeringat.

Tumben dede mau berangkat pagi?  ini masih terlalu pagi ."

“ Dede mau olahraga abah, kan bagus kalau berangkat lebih awal, cuacanya juga mendukung, kalau dede berangkatnya kesiangan, bisa di alfa dede sama pak gurunya."

“Ya udah kalau begitu niatnya, tapi dede bawa air minum sama bekal yah, kan dede tidak sempat sarapan pagi."

“Tidak usah abah, nanti dede makan dikantin sekolah  pas jam istirahat, dede juga nggak lagi lapar kok. Tadi udah minum madu 1 sendok dan kurma 3 biji."

“Tapi kan dede jalan........”

“dede sayang abah. Dede berangkat yah, assalamu alaikum."

“waalaikummussalam. Kebiasaan nih dede, abah belum selesai bicara sudah ditinggal."

Abah adalah salah satu alasan terindah aku, untuk tetap menjadi perempuan kuat, mandiri dan selalu siap menghadapi kehidupan dunia ini.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى وَلِوَ الِدَىَّ وَارْ حَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَا نِى صَغِيْرًا
Allahumma fighfirlii wa liwaa lidhayya warham humaa kamaa rabbayaa nii shokhiroon
Artinya:
“Ya Allah, ampunilah aku dan kedua orang tuaku. Baik ibu maupun bapakku, sayangilah mereka seperti mereka menyayangiku di waktu kecil.”

Doa yang selalu aku panjatkan disetiap shalatku dan setiap aku menatap wajah abah. Sejak umur 5 tahun, umi sudah mengajarkan doa ini kepadaku.

Yah, umi juga yang memberi aku nama yang begitu cantik. Aqeena Muslimah Syaifullah. Umi berpesan agar kelak aku bisa menjadi sebaik baiknya perempuan, sholehah dan dirindukan oleh syurga. Aku berharap umi bisa selalu membimbingku menjadi perempuan itu.

Namun Allah lebih sayang sama umi, tepat diumurku yang ke 7 tahun, Umi kembali kepada Allah. Aku yang saat itu masih butuh kasih sayang umi, Harus berjuang menjadi perempuan kuat. Aku tidak akan melupakan pesan umi, aku akan terus berusaha menjadi perempuan baik seperti harapan umi.

Kini aku sudah berumur 18 tahun, aku hidup bersama abah dan kakaku. Abah Abdurrahman Syaifullah adalah nama lengkap abah. Biasanya dipanggil abah rahman oleh masyarakat sekitar. Abah bekerja sebagai guru agama disalah satu sekolah dasar di kotaku.

Sedangkan kakakku bernama Aryan Muslim Syaifullah. Sekarang ia sedang menempuh pendidikan S2 di Jawa jurusan sastra Inggris. Sekarang aku tinggal di rumah bersama abah dan sepupu aku, Raihana Lestari. Dia beda 1 tahun denganku. Ia menempuh pendidikan di salah satu universitas di kotaku. Dia berasal dari Desa, Bibiku menitipnya ke abah supaya bisa belajar ilmu agama, dan supaya aku ada temannya di rumah.

Pagi ini aku berjalan dengan hati riang gembira, tak lupa dibekali shalawat. Jika tak bershalawat, aku sering bawa speaker musik kesekolah, isinya lagu lagu positif kok. Entah itu lagu Maher Zein, Nissa Sabyan, Ust jefri ataupun lagu lagu islami lainnya. Aku sangat menyukainya.

Sebelum sampai sekolah tiba tiba saja aku mendengar suara ibu ibu menjerit minta tolong sambil menangis. Aku langsung mencari suara itu. Suara itu seperti berasal dari taman yang tidak jauh dari sekolah. Aku segera kesana.

Astagfirullah, ibu kenapa?."

Ibu taaa...kut nak." Dengan suara yang sesegukan dan segujur tubuh bergetar.

“Ibu takut dengan apa? Dengan siapa?"

Aku sampai memeriksa sekeliling taman. Tidak ada orang atau hal hal yang mencurigakan. Aku jadi bingung dibuat ibu ini.

ibu, apa ibu disakiti sama orang? Atau dicopet? Atau ibu kehilangan sesuatu?."

“I..bu takut menyebrang ke sana nak. Ibu takut melihat mobil silih berganti."

“ Astagfirullah."

Sepertinya ibu ini memiliki trauma terhadap kondisi jalanan yang dipenuhi kendaraan.

Ibu, sekarang ibu tarik nafas dalam dalam kemudian hembuskan. Setiap hembusan ucapkan istighfar. Berdoa sama Allah Swt. Sekarang ibu tenang, ada dede disini."

“Makasih nak, ibu sudah agak lega, Ada kamu disini. Nak bisa antar ibu menyebrang disana?"

Bisa bu, Mari dede temani."

______

Sesampainya diseberang sana...

Ibu, alhamdulillah ibu sudah ketemu. Dari tadi kami mencari ibu. Kami sangat khawatir. Maafkan kami yang lalai menjaga ibu."

“Jika aku perhatikan, sepertinya mereka berdua adalah asisten dan supir ibu ini. “ Gumamku dalam hati.

“Tidak apa apa. Ini bukan kesalahan kalian. Untung saja ada perempuan manis ini yang menolong ibu."

“Ibu bisa saja. Kalau begitu dede permisi yah bu. Takut telat masuk sekolah”.

“Ini ambillah. Ucapan terima kasih ibu."

“ Tidak usah ibu, sudah kewajiban kita sesama manusia untuk saling tolong menolong. Assalamu alaikum."

Waalaikummussalam. Nak tunggu, boleh ibu tau namamu?"

“Namaku Aqeena Muslimah Syaifullah. Teman biasa memanggilku Qeena. Tapi almarhumah umiku, sering memanggil aku Muslimah, dan abah memanggilku dede." Jelasku dengan lengkap sambil tersenyum.

" Nama yang cantik sekali, apa ibu bisa memanggil kamu dede juga?"

“ Bisa sekali ibu."

Aku pun mencium tangan ibu itu, dan meninggalkannya dengan senyuman. Ibu itu cantik sekali mirip almarhumah umi.

Alfatihah untuk Umi.

JEJAK CINTA MUSLIMAHWhere stories live. Discover now