_Lamaran pada rasa yang berbeda_

15 15 3
                                    

Aku percaya Takdir
Jodoh, Rezeki, Mati itu adalah takdir
Dan kamu bukan takdirku perihal jodoh

_Muslimah_

Semenjak hari itu , Kak Dzikry sering berkunjung ke rumah. Bercanda gurau dengan abah dan kak Hana. Ternyata kak Hana dan Kak Dzikry satu kampus, cuma mereka beda jurusan saja.  Ternyata dia tidak seburuk yang kubayangkan. Dia laki laki yang baik, peduli dan sangat perhatian. Dia sudah menganggap abah seperti orang tuanya.

Namun satu hal yang sampai sekarang aku tidak paham, jika ditanya perihal keluarga kak Dzikry, Dia enggan untuk berbicara dan mengungkapkan perihal tentang keluarganya.  Aku pernah berpesan pada abah untuk hati hati terhadap dia, pasalnya kita tidak tau sama sekali mengenai keluarganya.

Namun, abah malah menasehatiku untuk tidak suudzan terhadap pribadi seseorang. Abah selalu bilang, mungkin kak Dzikry punya alasan kenapa dia enggan untuk menceritakan tentang keluarganya.

Namun aku tidak seperti abah dan kak Hana yang selalu bersikap ramah dengan kak Dzikry.  Bukan tanpa sebab, Aku memang orang yang paling susah dalam bergaul, dan akrab dengan orang baru, Kecuali dengan sahabat sahabatku.

Tentang mereka, satu bulan yang lalu aku sudah menceritakan kejadian yang aku alami dengan kak Dzikry. Namun hanya kepada Mila dan Zahra. Aku tidak menceritakan hal itu kepada sahabat laki lakiku, selain karena mereka memang tidak begitu kepo seperti perempuan, aku juga tidak mau mereka sampai salah paham.

Setelah hari itu, kita kembali bersama, menghabiskan waktu sebelum masa kelulusan. 1 pekan lagi hari kelulusan dan perpisahan akan segera tiba, setelah melewati semua ujian yg ada, Dari angka angka sampai pada mengelilingi dunia ini, hehehe Rasanya otakku seperti sedang membara.

Aku dan keempat sahabatku sepakat untuk melanjutkan pendidikan di kota ini saja. Selain karena jurusan yang kami tuju, tersedia di kampus kota ini, kita masih bisa bersama sama lagi meski beda jurusan. Artinya aku akan satu kampus dengan kak Hana dan Kak Dzikry Karena hanya ada satu kampus di kotaku ini, berkualitas dan terkenal.


____

Aku pulang agak sore hari ini, berharap kak Dzikry sudah pulang. Aku selalu risih dengan dia, meski jarang berbicara denganku, namun dia sering memandangku, entah itu sengaja ataupun tidak.

Namun tidak sesuai harapan, kak Dzikry masih di rumah, bahkan dia sedang membantu abah membersihkan taman.

" Dia ngapain sih masih disini, apa tidak ada kerjaan, betah banget tinggal di rumah." batinku.

"Assalamu alaikum. Dede pulang."

" Waalaikummussalam. Dede kok baru pulang?"

" Iya bah. Tadi mampir dulu di toko baju sama teman temannya dede, persiapan buat hari kelulusan." Jawabku.

Tiba tiba kak Dzikri ikut bersuara,

" Hari kelulusannya kapan?"

" 1 pekan lagi kak. Abah, kak, aku masuk dulu yah, mau bersih bersih."

" Iyah. Ini abah sama nak Dzikry bentar lagi selesai, Bentar lagi juga masuk maghrib. Nak Dzikry shalat magrib dulu baru pulang."

" Iyah. Abah."
_________

" Dede rencana kuliah dimana?"

" Rencananya sih di kampusnya kak Hana abah."

" Alhamdulillah, kita bisa barengan ke kampus De."Seru kak Hana.

" Qeena, mau ambil jurusan apa?"

" Rencananya mau ambil jurusan ilmu hadits kak."

" Wah, Bakalan jadi ahli hadits nih anaknya Abah."

" Apaan sih kak". Ketusku
_________

Setelah makan malam, aku bergegas ke kamar. Seharian jalan sama teman teman, sangat melelahkan. Sebelum akhirnya aku tidur lebih awal, aku mendengar kak Dzikry berpamitan pulang dengan Abah dan Kak Hana.

Hingga akhirnya aku terlelap.
_________

Jam menunjukkan pukul 02.00 dini, Alarm hpku pun berbunyi, pertanda tahajjud harus di laksanakan. Ketika aku mematikan alarm hp, Aku sempat melihat 1 pesan dari kak Dzikry yang dikirim sekitar jam 10 malam.

" Assalamu alaikum Qeena. Besok bisa kita bicara sebentar? Ada yang ingin aku sampaikan. Tenang saja, tadi sebelum pulang aku sudah meminta izin sama Abah untuk mengajak kamu ngobrol sepulang dari sekolah besok. Aku tunggu di toko kue, tempat kita pernah bertemu. Kali ini chat aku dibalas yah, jangan di read doang. Kasian aku.wkwkwwkwk. Wassalam."

Setelah membaca pesan dari kak Dzikry aku bergegas ke kamar mandi mengambil air wudhu kemudian shalat.
Setelah shalat, aku kembali membuka pesan dari kak Dzikry.

"Tumben ajah dia ngajakin ngobrol berdua, Kenapa tidak dirumah saja?"

Aku cuma membalas pesannya singkat

" Iya, insya Allah."

Itu saja. Semenjak dia sering ke rumah, dia pernah meminta nomorku dan nomor kak Hana dengan Abah, alasannya sih supaya bisa lebih akrab dan kalau hp abah mati, ada yang bisa dihubungi. Namun setiap dia mengirimkan chat, sering sekali aku tidak membalasnya, jikalaupun membalasnya, yah palingan singkat saja.

_______

Sepulang dari sekolah, aku langsung ke toko kue, tempat yang dijanjikan kak Dzikry untuk bertemu. Sekitar 30 menit aku menunggu, Dia baru saja tiba.

" Maaf yah, menunggu lama. Tadi ada kuliah tambahan."Ucapnya.

" Tidak apa apa kak. Santai saja."

" Syukurlah."

" Langsung inti ajah yah kak, mau ngobrolin tentang apa?"

" Khmm itu. Tapi kamu jangan marah yah".

" Khmm".

" Maukah kamu menikah dengan kakak?".

Ekhemm...ekhemm..ekhemm....
Aku dibuat kaget dengan kalimat yang dilontarkan kak Dzikry. Apa apaan ini?

" Kakak ngomongin apaan sih?"

" Kakak serius Qeena, kakak ingin menikahimu."

" Kenapa Qeena?"

" Kakak juga tidak tau kenapa, hanya saja ketika aku melihatmu, hati kakak rasanya nyaman."

" Tapi kak, kakak ini masih kuliah, aku juga baru mau lanjut kuliah, Qeena belum siap."

" Tapi kakak beneran mau serius dengan Qeena, pertimbangkan itu."

" Maaf tapi Qeena benar benar tidak bisa. Qeena belum siap dan Qeena....Maaf tidak memiliki sedikitpun perasaan dengan kakak."

" Perasaan bisa berubah kapan saja, dan kakak tidak akan melarang Qeena untuk tidak melanjutkan kuliah."

" Qeena bukan membantah pernikahan di usia muda, tapi Qeena memang memiliki prinsip hidup dan salah satunya menikah dengan pilihan Qeena, Dan kakak perlu tau dari Qeena umur 1 tahun sampai 18 tahun ini, belum ada laki laki lain yang Qeena cintai selain Abah dan kak Arya, kakak Qeena. Maaf."

JEJAK CINTA MUSLIMAHWhere stories live. Discover now