Saling Mengenal_

8 4 0
                                    

_ Hanya kepada Allah tempat terbaik berbagi cerita,
Suka dan duka _

_Muslimah_

Aku pernah hidup diluar kemampuanku, menjadikan hal yang tidak mustahil aku dapatkan, sebagai angan angan yang menyenangkan. Namun adakalanya hal mustahil itu bisa terwujud tanpa disadari.

Hari ini, Aku, Kurnia dan Afifah rencana akan mengunjungi salah satu rumah tahfidz yang terletak didepan kos kosan Adrian, Sepupu Kurnia. Kurnia baru tau kalau didepan kos kosan Adrian itu adalah rumah tahfidz, karena ketika pertama kali Kurnia datang ke tempat Adrian, Rumah itu terlihat sepi.

Inisiatif mengunjungi tempat ini adalah ide cemerlang Adrian. Adrian ternyata salah satu mahasiswa jurusan teknik yang dulunya adalah seorang santri, Dia menempuh pendidikan dipesantren selama 6 tahun.

Dia senang mendengar Kurnia yang selalu mengikuti pengajian, Dia menyarankan agar sesekali berkunjung di rumah tahfidz itu. Tempat itu menerima siapa saja yang ingin belajar Alquran. Namun kata Adrian, tingkatannya dibedakan begitupun dengan aturannya.

Di rumah tahfidz itu, Bimbingan dibedakan antara yang menetap dengan yang pulang balik, Bahkan tidak ada biaya apapun yang disediakan, yang dibutuhkan hanya konsisten dan mematuhi aturan.

Subahanallah bagi yang membangun dan membiayai seluruh keperluan di rumah tahfidz itu. Ketika aku tanya siapa yang memiliki dan bertanggung terhadap kebutuhan dan biaya pengajar, Adrian tidak tau sama sekali.

Kata salah satu pengurusnya, Mereka dilarang untuk menyebutkan nama yang membangun rumah tahfidz itu. Adrian tau itu, karena sudah beberapa kali mengunjungi rumah tersebut. Bahkan Adrian merojaah hafalannya ditempat itu. Ternyata Adrian memilki 7 juz hafalan, Subahanallah.

Namun perkiraanku salah, Aku kira Kurnia hanya mengajakku dan Afifah, ternyata dia juga mengajak Ari dan Adrian dan Adrian mengajak Wandi dan Dzikri.

Menurutku, Aku juga harus mengajak temanku yang lain, Nurkayla, Andini dan Nurul. Akhirnya kita ramai ramai kesana.
Dari sinilah, Kita semua mulai akrab meski berbeda fakultas.

Kita semua berkumpul di kos kosan Kurnia  dan Afifah yang tidak jauh dari kampus. Kata Adrian, perjalanan ke rumah tahfidz kira kira 30 menit, kurang lebih 4km dari kampus.

Sepertinya akan ada sedikit masalah. Aku, Afifah, Nurul dan Andini tidak memiliki kendaraan bahkan tidak bisa naik motor sama sekali. Sedangkan Kayla tau naik motor, tapi tidak memiliki motor. Yang punya kendaraan dari kaum hawa hanya Kurnia. Sedangkan Ari, Adrian, Wandi dan Dzikri memiliki kendaraan masing masing.
Itu artinya, ........ini tidak boleh terjadi!.

Kurnia akan dibonceng sama Adrian. Tidak apa apa, mereka itu sepupuan. Sedangkan Nurkayla dan Afifah akan memakai motor Kurnia. Andini akan ikut dengan Ari dan Nurul akan ikut dengan Wandi. Itu artinya aku akan ikut dengan Dzikri.

" Maaf, Aku tidak bisa dibonceng sama dia." Ucapku pelan sambil menunjuknya.

" Namanya Alif, Qeena," jelas Adrian.

" Tidak usah dikasi tau,  Alif itu kan laki laki yang......."

Aku menginjak kaki Afifah.

" Aouuggghhh....."

" Mohon maaf, Mulut dijaga ya sayang." Bisikku.

JEJAK CINTA MUSLIMAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang