_Dunia Baru, kisah Baru_

16 14 3
                                    

_Sabar dan ikhlas itu tiada batas, jika merasa masih terbatasi, itu bukan sabar dan ikhlas_

_Muslimah_

Aku selalu hidup mandiri sejak Umi sudah tiada namun mandiri kali ini berbeda dengan mandiri saat berada dikotaku. Masih ada Abah, dan sahabat sahabat aku. Dan hari ini aku harus mandiri tanpa mereka. Baru pertama kali merantau jauh dari keluarga.

Har itu, ketika harus berpisah dengan abah dan bunda, rasanya sangat menyedihkan. Aku tidak ingin berpisah dengan mereka, namun untuk kembali memutuskan tetap tinggal bersama abah, rasanya tidak mungkin. Keyakinanku sudah bulat untuk mencoba hal baru dan tentunya dengan lamaran itu, yang sampai saat ini belum ada satupun orang yang kuceritakan. Abah, bunda dan ketiga sahabatku, Mila, Zahra, dan Malik sempat mengantarku. Terkecuali Faiz, setelah hari kelulusan dan perpisahan itu, dia tidak pernah menampakkan diri lagi, bahkan kata Zahra, saat pengurusan berkas pun dia tidak hadir. Hanya supir pribadi yang sempat mengantarnya dihari kelulusan itu yang datang membawakan berkasnya. Aku sempat menelponnya, namun tidak di angkat sama sekali. Ada yang aneh dengan dia mulai hari itu.
Untuk titipan suratnya, sampai hari ini aku belum membukanya sama sekali.
______
Dikota rantau ini, yang aku punya hanyalah Azizah, sahabat SDku sekaligus saudara bagiku. Dia persis sama denganku, meninggalkan bunda Maryam sendiri, rasanya tidak ingin dia lakukan. Namun bunda menasehatinya agar Azizah mencoba lingkungan baru dan berusaha mandiri untuk menggapai cita citanya.

Aku dan Azizah tinggal disalah satu rumah kontrakan yang berada tidak jauh dari kampus, sekitar perjalanan 10 menit dari kontrakan ke kampus. Kami memilih tempat yang tidak jauh dari kampus. Alasan pertamanya, karena kami berdua tidak bisa naik motor, kedua sama sekali tidak memiliki motor dan ketiga paket hemat.

Dikampus ini, aku mengambil Fakultas  Ilmu Sosial, tepatnya jurusan Ilmu Agama Islam. Dulu aku sempatkan memilih Ilmu Hadis, namun aku urungkan niatku. Sedangkan Azizah memilih jurusan Pendidikan Bahasa Arab. Heran juga kenapa dia bisa tertarik dengan jurusan itu. Namun setelah aku tanya, dia memilih jurusan itu karena semasa SMA dia memiliki teman sebangku yang pernah bercerita kepadanya jika lulus nanti, dia akan mengambil jurusan bahasa arab. Namun sehari sebelum UN, Dia meninggal dunia akibat kecelakaan tabrak lari saat dia ingin kesekolah. Azizah sangat menyukai teman sebangkunya itu, maka dari itu dia akan mewujudkan impiannya, meski Azizah yang harus menjalaninya. Mendengar penjelasan Azizah, aku tidak ragu dengan kebaikan dia, dia memang sosok yang sangat berjiwa sosial sejak dulu. Sungguh mulia sekali hatimu kawan.

____
Hari ini adalah hari pertama aku di kampus. Masih dalam tahap orientasi atau lebih dikenal dengan PBAK dalam dunia perkuliahan. Tidak menarik dan tidak menyenangkan menurutku. Jadi orang asing tanpa mengenal siapapun. Dari daftar mahasiswa diterima di kampus ini khusus untuk angkatanku, jurusan IAI ada 80 orang.

Masa pengenalan. Yah, aku paham itu. Hari ini ada banyak tangan yang diulurkan, sekedar menyebutkan nama dan menyapa "salam kenal". Ada pula yang sok basa basi, Nama sampai kakek neneknya pun disampaikan. Adapula yang hanya bercengkrama dengan teman yang dikenalnya saja sebelum masuk dibangku kuliah, ada juga yang sekedar hanya diam dan tidak mau bergaul, ada pula yang sok akrab dengan kakak senior, maybe sudah kenal lebih dulu atau satu daerah dengannya. Dan aku ada diposisi pertama, orang yang mengajakku berkenalan, mengulurkan tangan, menyembut nama dan terakhir menyapa dengan dua kata itu. salam kenal.

______
Meskipun satu kampus dengan Azizah, namun untuk PBAK kali ini kami dipisah karena beda jurusan. Dan pembimbingnya pun berbeda. Dari jam 07.30 - 15.00, kami hanya punya waktu istirahat 30 menit tepat sesudah shalat zuhur sekitar jam 13.00. Disinilah aku dan Azizah sempatkan untuk bersama.

JEJAK CINTA MUSLIMAHWhere stories live. Discover now