_Mencintaiku dan saudara seimanku_

16 12 0
                                    

Tidak beriman salah seorang diantara kamu, sampai dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri

_Muslimah_

Hari ini aku pulang sendiri, Azizah sudah pulang dari tadi karena kejadian tadi. Bahkan dia tidak sempat mengikuti beberapa materi. Dia diizinkan untuk pulang istirahat.

Tidak ada hal yang paling membosankan dari hidup yang tidak sedang baik baik saja. Ada sebuah beban, tapi tidak paham letaknya dimana. Ada kesedihan, tapi tidak tau cara melepaskannya. Menurutku, semuanya seperti hampa, tidak ada yang menyenangkan dan mampu membuat senyum lepas begitu saja. Terlalu meratapu hidup, aku sampai tidak sadar kalau aku sudah berjalan cukup lama dan belum sampai juga. Dan bodohnya lagi, aku baru sadar arah yang aku lalui bukan arah kerumah kontrakan. Kenapa bisa seperti ini.hufffft..

Tanpa fikir panjang, aku berbalik arah kembali melewati jalan yang sudah kulalui, dan harus kulalui kembali. Menyebalkan. Sekarang sudah pukul 16.00, artinya aku berjalan sekitar satu jam dari arah berlawanan. Dan aku harus berjalan satu jam lagi menuju kontrakan.  Angkot jam segini, sudah tidak ramai lagi, ojek apalagi.
Kuatkan kakimu, Qeena.

_______
Ketika aku masih saja berjalan, pandanganku tertuju pada sosok gadis sepertiku, bajunyapun persis dengan baju yang kupakai dan alhasil aku melihat id cardnya sama denganku. Berarti dia satu kampus denganku. Namun aku tidak jelas melihat wajahnya.
Aku melihat dia sedang duduk ditepi jalan, dengan tas yang digenggam erat dan sepotong roti yang dia makan. Ada yang aneh dari gadis itu, dia selalu menunduk dan kenapa dia duduk ditepi jalan. Aku menghampirinya. Ketika aku mulai mendekat, dia belum melihatku sama sekali, kalau aku sedang dibelakangnya. Aku sempat melihat roti yang dia makan,
Roti itu sudah berlumut dan tanggal komsumsinyapun sudah mati sebulan yang lalu. Baru saja dia ingin menyantapnya, aku menyita roti itu. Dia berdiri dan berbalik arah melihatku.

" Kembalikan rotiku?".

" Tidak, ini sudah tidak layak untuk dimakan,kamu bisa sakit karena memakannya".

" Apa pedulimu padaku? Aku tidak mengenalmu. Kembalikan rotiku".

" Aku mengenalmu. Kamu teman satu kampusku, kamu pasti mahasiswi baru. Aku pernah melihatmu 2 hari ini".

" Aku tidak peduli. kembalikan rotiku. Aku lapar".

" Tapi aku pedukli. Kamu bisa beli yang lain lagi. Ini sudah tidak layak dikomsumsi".

Dia pergi meninggalkanku dalam keadaan menangis. Aku langsung mengejarnya.

" Hai tunggu".

Aku terus mengejarnya. Aku tidak tau kenapa dia menjauh dan menangis. Apa ada yang salah dari perkataankum

" Berhentilah, Apa aku salah jika aku menolongmu?".

Dia kemudian berhenti.
Huuftt.. akhirnya.
Aku mulai mendekatinya, dia berjalan ke arah taman dan kemudian menangis sesegukan. Ada apa dengan dia.
Aku duduk disampingnya.

" Tenanglah. Jika sudah merasa tenang kamu boleh bercerita denganku, jika tisak keberatan".

Sekitar 5 menit, dia baru membuka suara.

JEJAK CINTA MUSLIMAHWhere stories live. Discover now