_Bertemu dengan Dzikri_

13 7 0
                                    

Bukan sebuah pilihan atau kebetulan
Takdir yang mempereratkan.
Tidak ada yang mustahil bagi sang pencipta.

_Muslimah_

Hari ini aku dibuat pusing oleh kurnia, ada ada ajah maunya. Kenapa aku yang harus menemani dia bertemu dengan sepupunya itu. Harus bertemu dengan mahasiswa mahasiwa teknik. Aku pernah diberi tau Ari kalau mahasiswa teknik itu cuek, seram dan galak. Meski dulu aku juga termasuk orang yang cuek, tapi itu tidak lagi semenjak aku selalu ikut kajian.

" Please Qee, temani aku."

" Bukannya nggak mau nememin Nia, aku cuma malas keluar kelas ajah dan malas ketemu mahasiswa(i) teknik. Mereka itu galak galak kia."

" Mau galak atau apalah, terserah. Yang aku tau Aqeena Muslimah Syaifullah adalah perempuan pemberani, senior ajah dilawan."

" Itu waktu aku belum bisa kendaliin diri, khilaf Nia."

" Khmm, sepertinya bukan itu, atau kamu malu ketemu laki laki menarikmu itu,Hayooo."

" Astagfirullah Nia."

" Kalau begitu kamu harus temani aku. Afifah sama Ari lagi makan dikantin."

" Mereka makan berdua?."

" Tidak Qee. Sama Nurkayla juga kok. Mereka mana berani makan berdua, nanti diceramahin lagi sama ibu ustadzah disamping aku ini."

" Hehehhe. Baiklah. Aku yang temani kamu. Tapi jangan lama yah."

" Iya. Tapi ikhlaskan kan temani aku?."

" Insya Allah."

_______
Benar kata Ari, mereka cukup menakutkan. Aku sampai tunduk disepanjang jalan menuju kelas sepupu Kurnia. Bahkan aku sempat mendengar beberapa dari mereka mengatakan aku sok alim, Ada yang melirik dan ada yang biasa biasa saja. Semua itu aku ketahui dari Nia yang dari tadi selalu mendengung seperti nyamuk ditelingaku.

Sesampainya di kelas Nia, Aku hanya menunggu Nia didepan pintu. Tidak berani masuk. Kalau Nia sih asal masuk gitu ajah, selain sepupunya dia mempunyai beberapa kenalan. Aku hanya melihat kearah Nia yang sedang berbicara dengan sepupunya, Adrian. Tujuan Nia menemui Adrian untuk memberikan uang, titipan dari mamanya yang tidak sempat dikirimkan lewat ATM.

" Hai, kamu punya pulpen?

Aku kaget dan langsung berbalik arah.

" Maaf, sepertinya kamu bukan dari jurusan teknik yah?" Tanyanya.

" Iya. Bukan."

" Maaf, saya kira kamu teman sekelas saya, langsung nanya gitu."

" Iya. Tidak apa-apa. Ini pulpennya."

" Iya. Ini bisa aku pinjam? Soalnya tinta pulpen aku habis."

" Iya, boleh kok. Pakai ajah."

" By the way, kamu ngapain disini?."

" Oh itu,..A..ku nunggu teman aku yang lagi ketemu sama sepupunya. Yang disana."

JEJAK CINTA MUSLIMAHWhere stories live. Discover now