Day 25 : I'll Never Let You Go

2.1K 428 130
                                    

Masih di hari ke-24

"Juan, Wendy, .. " panggil Hanan, dengan tatapan yang masih terpaku pada sosok yang tak disangkanya akan ada di Adipati.

Juan dan Wendy menoleh, "Iya, Kang?"

"Kenapa ... orang ini bisa ada di sini?" tunjuk Hanan dengan wajah bingung, pada seseorang.

Juan, Wendy dan yang lain mengarahkan pandangannya pada seseorang yang ditunjuk Hanan. Memandang tanya, apa maksud dari tunangan Wendy ini mempertanyakan kehadiran salah satu anggota tim mereka.

Merasa situasi mulai terasa tak aman, Juan memberi kode pada Dirga untuk bergerak.

"Ngobrolnya nanti dulu aja Kang. Mending kita masuk dulu, ada program yang harus kita bahas sesegera mungkin soalnya," ujar Dirga. Menghentikan atmosfer aneh yang mulai menggerayapi.

"Kall, proposal, kontrak kerja sama, sama laporan program koperasi kata Juan lo yang nyimpen arsipnya, kan? Coba bawa, biar bisa diliat bareng – bareng. Mumpung ada ahlinya," lanjutnya.

"Ha? O—oke, gue cari dulu," tutur Kalla, yang meski bingung lekas masuk ke dalam Adipati.

Merasa aneh karena dipotong begitu saja pertanyannya, Hanan melirik pada Wendy.

"Wen, dia—"

"—Kang, soal badan hukum yang pernah kita bahas itu, sekalian aja bahas di sini gimana? Soal akta pendiriannya juga."

Juan tahu – tahu memotong dan membuat Hanan tak sempat berbicara pada Wendy.

"Ayo, pada masuk. Kita harus bahas laporan program segere," titah Dirga lalu menggiring yang lain.

Mereka semua pun mulai melangkah ke arah Adipati, satu persatu memasuki teras mengantri. Sampai kemudian, Kalla berjalan dengan langkah tergesa menghampiri Juan.

"An, jelasin ke gue ini apa?!" tanya Kalla tegas, menyodorkan sebuah dokument ke hadapan Juan tepat di depan pintu Adipati.

Juan melihat ke arah dokument yang dipegang Kalla dan terperangah begitu menyadari, dokument apa yang Kalla pegang. Dirga mendekat dan ikut melihatnya, tak kalah terkejut namun berusaha menguasai diri.

Kalla memegang salinan dokument kiriman kampus tempo hari berisi daftar nama anggota tim, yang telah dicetak oleh Juan dan Dirga untuk berjaga – berjaga.

"Kita diskusi bareng – bareng, kita mau nyari sama – sama penyusupnya. TAPI KENAPA LO SEMBUNYIIN?!" sentak Kalla marah.

"Kenapa lo gak bilang, kalo ... "

Kalla menoleh dan tangannya menunjuk tepat pada satu arah.

"... Rama penyusupnya!"

Hanya Juan dan Dirga yang memasang wajah tegang di sana, yang lain menatap tak mengerti atas apa yang dimaksud Kalla.

"Penyusup, penyusup apaan?" tanya Joy menyeruak di antara Kalla dan Juan, mengambil dokument lalu membacanya.

"Apa maksud lo penyusup?" tanya Joy tak mengerti, ia tak merasakan ada yang aneh dengan daftar nama yang dipegang Kalla, kecuali satu fakta.

Bahwa tak ada nama Jarendra Rama Kencana yang tertulis di sana.

Kalla menurunkan tangannya yang menunjuk Rama, lalu menatap satu persatu rekan satu timnya.

"Coba kalian baca dokument ini. Ini adalah daftar anggota tim sehari sebelum pengumuman, gak ada nama Rama di sana. Artinya, dia gak masuk lewat jalur test atau pun penunjukan langsung secara resmi sebagai mahasiswa berprestasi."

BERTIGABELAS | 47 Days With Them✔ [SEGERA TERBIT]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum