Day 2 : Discuss, Try To Used Together

3K 494 109
                                    

Hari kedua.

"AAAAAAA!"

Pagi hari yang diawali dengan teriakan Yerin yang melihat kecoa.

"Udah mati disemprot kecoanya," tunjuk Reno sembari memegang sebuah semprotan serangga. Wajahnya sudah segar, terlihat sekali baru beres mandi. Berbeda dengan kanan kirinya yang masih pada suntuk.

Apalagi Rendy sama Hoshi, malah tidur pelukan berdua di ruang tengah. Menggeliat seperti ulat dan berakhir terlelap kembali.

"Ini pada molor udah pada shalat subuh belom?" tendang Kalla satu – satu pada tubuh Reno, Hoshi dan Lino yang kebagian tidur di tengah ruangan.

Kalla baru pulang jogging bareng Juan. Tadi beres shalat subuh, dia langsung ngintilin Juan keliling dusun sekalian jogging. Lumayan cucacanya dingin, gak kaya di Kota yang panas.

"Udah. Tadi sama Dirga diajak jamaah bareng. Tapi beres salam langsung pada telungkup lagi," jawab Reno masuk kembali ke dalam kamar anak laki – laki.

Juan menahan Reno yang sudah di ujung pintu kamar.

"Dirga-nya ke mana Ren?"

"Bantuin Wendy nyalain tungku tuh di belakang."

"Weyy cewek – cewek banguunnn! Calon Isteri masa jam segini masih pada molor!" gebrak Kalla pada pintu kamar sebelah.

Yerin yang baru balik dari kamar mandi menepuk kencang bahu Kalla.

"UDAH PADA BANGUN!" galaknya, lalu masuk kembali ke kamar.

Nyatanya memang begitu. Wendy sedari beres subuh, sudah sibuk mencoba menyalakan tungku, karena gas belum dipasang. Dia kebagian masak sarapan pagi ini. Arin sama Joy disuruh nyari kayu bakar—karena anak cowok pada gak ada, meski adapun susah banget dibangunin. Terus mereka malah berujung lanjut nyapu di sekitar rumah. Soalnya daun terus – terusan jatuh. Sedangkan Yerin, abis shalat tadi mau tidur lagi, tapi ada panggilan alam sampai ujungnya ketemu kecoa. Untung ada Reno.

Begitu agak siangan, sekitar pukul 9 pagi. Mereka semua sudah mandi dan segar. Satu persatu keluar rumah. Juan memberi perintah agar mereka semua ikut bertemu Pak Kadus maupun RT setempat. Tadinya mau kemarin malam, tapi keburu terlalu larut mereka selesai beresin barang. Pada capek juga.

Sepanjang jalan layaknya para anak kota yang jarang liat pemandangan desa, mereka semua persis seperti para anak TK yang dibawa study tour dengan Juan dan Dirga yang memimpin di depan.

"WAH MASIH ADA SUMUR DONG!" heboh Rendy.

Joy menyahuti, "norak lu liat sumur aja girang."

"WAH DIA GAK PAKE BAJU!"

"Goblok! Jangan lu liatin!" timpuk Kalla pada Rendy yang malah melotot kaget liat orang mandi di sumur.

"ANJIR JIDATNYA ADA DI BELAKANG!" gak cuman Hoshi yang kaget, tapi yang lain juga kaget. Jidat yang dimaksud balik badan, dan memperlihatkan seorang bapak – bapak berkumis yang emang lagi ngaso pagi itu.

"APA? NGELEDEK SAYA KAMU YA?! MENTANG – MENTANG SAYA BOTAK SEPARO?!"

Hoshi langsung ditarik Lino pergi.

"Anjir gue pikir emang jidatnya dibelakang!"

"Pitak kali si bapaknya hahaha," ngakak Joy.

Perjalanan mereka seperti memasuki dunia lain yang belum pernah mereka lihat sebelumnya.

"Permisi bu, punten."

"Pagi Ibu."

"ngiring ngalangkung Bu."

BERTIGABELAS | 47 Days With Them✔ [SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now