Day 7 : Craving For Something

2.5K 400 82
                                    

Pagi pukul 6, Bertigabelas sudah siap di tanah kosong depan Adipati. Mereka memakai training, tapi ada juga yang masih pakai piyama gambar hello kitty kaya Yerin yang baru bangun langsung dipaksa keluar.

Ibu – Ibu dan anak – anak kecil pada semangat dibantu baris oleh anak – anak. Reno memasang speaker Bluetooth yang dibawanya serta ponsel Hoshi yang diam – diam sudah mengunduh lagu india dan dangdut untuk poco – poco pagi ini.

Mereka meski awalnya protes dan adu mulut dengan Joy, tapi pada akhirnya mereka berdedikasi juga untuk melatih gerakan.

Lagu sambalado terdengar nyaring.

Hoshi dan Rendy sudah berdiri di atas podium—dengan menumpuk kardus dan papan—siap ancang – ancang memulai gerakan.

Jika Hoshi dan Rendy berapi – api menggerakan tubuh dan melenggak lenggok di depan sana, maka anak – anak lain sisanya berjajar di belakang dengan wajah masih mengantuk. Yang baru mandi cuman Reno, Juan, dan Wendy. Sisanya masih pada ileran.

Melihat Hoshi dan Rendy mulai terlarut ke dalam tugas mereka, Kalla memberi kode dengan menarik lengan Joy, menepuk bahu Juan, Yerin dan Lino, meski matanya masih melirik Hoshi – Rendy yang ada di depan sana. Yang diberi kode ikutan memberi kode pada lain, mereka saling bertatapan kecil, lalu Kalla mulai mundur perlahan, mengajak yang lain untuk pergi dari sana. Mumpung Hoshi dan Rendy tak menghadap ke arah peserta.

Perlahan tapi pasti, satu persatu dari mereka pergi, awalnya mundur perlahan tapi kemudian lari ke arah pohon rambutan besar yang ada di sudut lapangan. Begitu sampai mereka berjongkok, bersembunyi agar tak terlihat oleh Hoshi dan Rendy, saling membentuk lingkaran. Kalla dan Dania sudah duduk di tanah karena lelah.

Bahu Joy dan Kalla bergetar, mereka menertawakan Hoshi dan Rendy yang masih bersemangat poco – poco.

"ASEEEKK MAAANG!"

"TARIIK!"

Ucap Hoshi dan Rendy bersahutan kencang sekali.

Yang bersembunyi tertawa melihatnya, Juan melirik Kalla,"Jail lu!"

"Yeh, lu juga ikutan!" balas Kalla.

"Liat, mereka semangat banget." Dania menunjuk ke arah podium, yang lain tertawa lagi, karena kini Rendy sudah menggerakan pinggulnya heboh. Hoshi menaik turunkan bahunya mengikuti irama musik. Mereka lebih mirip lagi dangdutan dibanding poco – poco.

Dirga yang sejak kemarin murung bahkan ikut tertawa kecil. Rama tersenyum tipis, nyaris tak terlihat.

"Pusing gak Rin?" tanya Lino, Arin yang berjongkok di sampingnya menggeleng.

"Enggak kok, masih agak lemes sih, tapi gak apa – apa." Mendengarnya Lino tersenyum,"Tuh duduk di batu aja, pegel." Arin mengikuti dengan mendudukan dirinya di batu yang ditunjuk Lino.


.....


Hari ke-tujuh mereka, diawali dengan baik—kecuali untuk Hoshi dan Rendy.

Mereka mulai menjalankan aktifitas untuk proker mereka.

Meski Hoshi dan Rendy masih ngambek, proker tetap jalan. Tim Perdagangan yang sudah merapihkan gudang, memanggil tukang untuk merenovasi beberapa bagian gudang agar cocok sebagai tempat perdagangan nanti.

Tim Pengendalian Air masih belum ke sungai lagi, mereka kembali ikut Tim Perdagangan. Tapi Dirga sudah bertemu Pak Kadus untuk memanggil warga yang bisa dipekerjakan membangun bak air dan saluran yang mereka sudah rencanakan. Jadi sekalian, Dirga mengadakan pertemuan di depan gudang bersama warga yang bersedia.

BERTIGABELAS | 47 Days With Them✔ [SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now