Day 36 : Camping Heart To Heart

1.9K 389 124
                                    



"Jangan lupa, tenda sama tektek bengeknya periksa lagi. Stok kayu bakar, lilin, senter, periksa lagi," ingat Hoshi pada yang lain yang masih sibuk berbenah.

"Jangan lupa pada bawa jaket!" teriak Wendy dari ruang tengah.

"Paling penting jangan cupa charge hp biar puas nanti photo – photo!" teriak Joy ikutan.

"Bang, gue boleh bawa kamera gak?" tanya Lino pada Juan yang tengah memeriksa tas tenda.

Juan mengangguk, "bawa aja, sekalian dokumentasi."

"10 menit lagi berangkat, jangan sampai ada yang ketinggalan!" teriak Rendy.

Keributan bertigabelas hadir karena jadwal hari itu, mereka berniat untuk melakukan camping di sisi sungai dekat tanggul program mereka dibangun.

Kini, program Tim Pengendalian Air juga nyaris rampung karena tanggul tinggal melakukan tahap finisihing dan pengisian. Nyaris semua program telah selesai dengan presentase di atas 90%.

Menunjukan pukul 4 sore, bertigabelas mulai berjalan beriringan keluar dari Adipati membawa bagian mereka masing – masing.

Hanya butuh waktu sekitar 10 menit untuk sampai sungai, mereka langsung menyiapkan tempat untuk bermalam di sana.

Reno, Juan, Rendy dan Lino bertugas membangun dua tenda untuk anak laki – laki dan perempuan. Hoshi dan Rama menyiapkan api unggun, Dirga dan Kalla sibuk memasang lampu dengan generator kecil, serta lampu – lampu tumblr khusus request dari Joy.

Sementara anak lelaki bekerja dengan giat, anak perempuan membereskan barang – barang termasuk makanan untuk acara mereka barbeque nanti. Sesekali membantu anak lelaki juga jika butuh ini dan itu.

"Menurut gue ini kayu bakarnya kurang banyak, bakal cepet abis, gak cukup buat ntar malem sama masak." Tutur Hoshi melihat kayu bakar yang mereka bawa sudah menipis dan nyaris tak ada persediaan.

"Makanya kata gue juga apa, mending bawa kompor gas," sahut Yerin.

"Yerinna Salsa Malik, kalo kita bawa kompor gas esensi campingnya dari mana?" balas Joy.

Yerin yang tengah merapihkan ikan segar bersama Wendy melengos ke arah sungai, "ya dibanding repot."

"Biar gue cari kayu bakarnya, sekitaran kebun sana pasti ada," ujar Rama.

Hoshi mengangguk setuju. Joy menatap Rama yang bersiap – siap mengenakan jaketnya dan memakai sarung tangan.

"Mau sendirian?" tanya Joy, Rama menoleh dan mengangguk.

"Rin! Temenin nih Rama mau nyari kayu bakar!" teriak Joy tiba – tiba.

Arin yang tengah mencuci ubi bersama Dania menoleh.

"Bentaaarr!" sahut gadis itu lalu mencuci tangan.

"Dibanding sendirian, mending lo sama Arin, udah mau malem juga. Gak serem emang lo?"

Mendengar penuturan Joy, Rama sih tak keberatan. Apalagi bersama Arin.

Tak lama Arin berjalan mendekat, lalu menatap Joy, Hoshi serta Rama yang masih berdiri di dekat api unggun.

"Ayo, mau cari kayu bakar ke mana?" tanya Arin.

"Ikutin aja Rama," jawab Joy.

Arin mengangguk lalu menatap Rama yang dengan segera berjalan lebih dulu untuk diikuti Arin.

Hoshi yang masih merapihkan kayu bakar yang ada serta minyak tanah agar tidak tumpah melirik Joy lalu menggelengkan kepala. "Sengaja banget lo."

"Anggep aja gue lagi cari muka sama anak Rektor," tutur Joy lalu disahuti tawa Hoshi.

BERTIGABELAS | 47 Days With Them✔ [SEGERA TERBIT]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin