Day 47 : Last Day

2.4K 451 200
                                    

Sampai juga kita di hari ke – 47.

Di mana cerita 47 hari akan berakhir di hari ini.

Sejak mentari menyongsong hari, bertigabelas sudah bangun dan menyiapkan diri untuk menyambut hari terakhir mereka di Dusun.

Semua orang sudah selesai mandi, dan tengah mengumpulkan barang – barang yang akan mereka bawa pulang ke Bandung.

"Mobil angkutan udah datang tuh!" teriak Reno ke dalam Adipati, begitu melihat mobil angkutan barang serta sebuah bus datang.

Serempak bertigabelas keluar dan mulai bahu membahu mengangkut barang ke dalam mobil angkutan barang, serta bus yang akan mengangkut mereka.

"Ini semua koper udah kan? Ada yang masih belum ngeluarin koper?" tanya Dirga.

"Udah semua, tadi gue itung pas tigabelas," jawab Kalla.

"Yaudah, yang punya anak cewek biar diangkut anak cowok. Cewek bawa barang – barang kecil aja ke angkutan barang," titah Dirga, lalu diikuti yang lain.

"Mobil bus juga udah siap, nanti sebelum balik kumpul sini dulu ya bentar. Abis itu baru naik bus," ujar Juan yang dimengerti semua orang.

Pukul 8 pagi itu pun, mereka semua mengangkut barang satu persatu ke dalam mobil yang sudah diperuntukan.

Di tengah kesibukan mengangkut barang, Arin menghampiri Dirga yang baru mau mengangkat koper milik Joy ke bagasi bus.

"Kenapa?" tanya Dirga berusaha biasa saja. Padahal dia sudah berdebar bukan main menanti jawaban Arin hari ini.

Tak menjawab, Arin yang mengenakan jaket blue jeans meraih tangan Dirga, lalu disimpannya lipatan kertas yang sudah ia siapkan sejak semalam.

Setelah sempat tersenyum pada Dirga, Arin pun pergi dari sana. Lalu diam – diam menghampiri Rama yang tengah merapihkan barang di atas mobil angkutan.

"Kak Rama ... " panggil Arin.

Rama yang tengah merapihkan barang di atas kap mobil terhenti, lalu menoleh.

"Ini ... "

Arin menyodorkan lipatan kertas yang mirip dengan yang tadi gadis itu berikan pada Dirga.

"Bisa dibaca kapan pun Kakak mau baca. Itu jawaban aku atas pernyataan Kak Rama kemarin lusa," ujar gadis itu lalu pergi.


....

Di tempat lain, di depan sebuah villa yang tampak lengang. Kalla berdiri di depan pagar. Menyapu setiap sudut yang dapat dilihatnya baik – baik.

Semua cerita yang bermula di sana, dan berakhir di sana pula.

Kalla meneteskan air mata. Teringat bagaimana pertama kali ia bertemu Elissa. Bagaimana ia dekat dengan gadis itu. Pelukan pertama mereka, ciuman pertama mereka.

Ia jatuh cinta dan patah hati di sana, dalam waktu sesingkat itu.

"Makasih El, buat semua kebahagiaan yang kamu kasih. Kamu akan selalu hidup di hati aku. Aku janji, bakal hidup bahagia sebagaimana yang kamu minta," ujar Kalla seorang diri.

"Sampai jumpa lagi, di hari lain, di mana kita sudah jadi kenangan dan hari – hari kita tinggal jadi angan."

Perlahan, Kalla berbalik menjauhi villa. Kepalanya tak lagi merunduk, ia lurus menatap jalan untuk memulai hari – hari baru. Berjalan dengan langkah siap menyambut hari – hari lain di depannya.

"Kalla!" panggil Joy melambaikan tangan di depan Adipati.

Begitu lelaki itu sampai di depan Adipati, senyum Joy menyambutnya. Seolah waktu melambat, merekahnya senyuman Joy di bawah bias cahaya pagi itu, menghangatkan hati Kalla.

BERTIGABELAS | 47 Days With Them✔ [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang