SURVIVED | 41

1.2K 185 45
                                    

Wah udah hampir sebulan ya nggak up?
Maaf ya😔
Buat yang udah lupa, baca chapter sebelumnya ya. Jangan lupa kasih komentar sebanyak-banyaknya!
Selamat membaca💜

Song for this chapter:

𝓘 𝓯𝓮𝓵𝓽 𝔀𝓱𝓮𝓷 𝓘 𝔀𝓪𝓵𝓴𝓮𝓭 𝓸𝓷 𝓽𝓱𝓮 𝓬𝓸𝓵𝓭 𝔀𝓲𝓷𝓽𝓮𝓻 𝓼𝓽𝓻𝓮𝓮𝓽𝓼
𝓣𝓱𝓮 𝓼𝓸𝓾𝓷𝓭 𝓸𝓯 𝓶𝔂 𝓯𝓪𝓼𝓽 𝓱𝓮𝓪𝓻𝓽𝓫𝓮𝓪𝓽 𝓫𝓻𝓮𝓪𝓽𝓱𝓲𝓷𝓰
𝓘 𝓼𝓽𝓲𝓵𝓵 𝓯𝓮𝓮𝓵 𝓲𝓽
𝓓𝓸𝓷'𝓽 𝓼𝓪𝔂 𝓲𝓽'𝓼 𝓸𝓴𝓪𝔂
'𝓒𝓪𝓾𝓼𝓮 𝓲𝓽'𝓼 𝓷𝓸𝓽 𝓸𝓴𝓪𝔂
𝓟𝓵𝓮𝓪𝓼𝓮 𝓭𝓸𝓷'𝓽 𝓵𝓮𝓪𝓿𝓮 𝓶𝓮 𝓪𝓵𝓸𝓷𝓮, 𝓲𝓽 𝓱𝓾𝓻𝓽𝓼 𝓽𝓸𝓸 𝓶𝓾𝓬𝓱

Blue and Grey by BTS

Previous chapter:
Vally tidak bisa membayangkan cerita dari film The Vow terjadi dikehidupan nyatanya sekarang. Bagaimana ia bisa menghadapi Jimin yang lupa akan dirinya tapi... bisa saja suaminya itu hanya ingat dengan Sooyoung? Jika itu sampai terjadi, rasanya seperti kiamat bagi Vally.

***

"Aku—" Vally ingin menjawab baik-baik saja, tapi rasanya begitu tidak mungkin. Ia tidak baik-baik saja melihat kondisi Jimin saat ini. Ucapannya terpotong, digantikan dengan menutup mulutnya rapat, tidak tahu kalimat apa yang seharusnya ia ucapakan. Bibirnya terlihat menekuk turun ke bawah dengan gemetar.

Jimin yang menyadari kilatan di mata Vally akibat air mata yang menggenang, segera mengisyaratkan untuk masuk ke dalam pelukannya. Tanpa penolakan, Vally merendahkan tubuhnya untuk memeluk Jimin yang masih terbaring lemah. Pelukan erat tidak bisa ia berikan saat ini mengingat adanya beberapa lebam pada tubuh Jimin.

Isak tangis memenuhi ruang inap Jimin, tak terkecuali orang tuanya yang saling bergenggaman, menatap sang anak dengan menantu yang sedang menampilkan adegan romantis yang memilukan.

"A—ku tidak mungkin baik-baik saja, hiks, dengan keadaanmu yang se—seperti ini," jelas Vally terbata-bata beriringan dengan air mata yang terus mengalir membasahi pakaian pasien yang Jimin kenakan. Jimin mengangkat tangannya perlahan, membawanya pada punggung Vally yang naik-turun tidak beraturan. Memberi usapan lembut berusaha menenangkan. "Aku takut kehilanganmu," bisik Vally hampir tidak terdengar.

"Ssst, aku disini." Balas Jimin begitu lembut namun terdengar begitu serak. Vally menarik wajahnya dari dada Jimin sebelum menghapus air mata yang membasahi kedua pipinya. "Jangan menangis lagi, aku disini." Lanjutnya sambil mengenggam erat kedua tangan Vally di dadanya.

Kemudian Jimin melihat ke belakang tubuh Vally, dimana kedua orang tuanya berdiri, memandangnya sedari tadi. "Eommoni... Aboji..." Panggilnya sopan sambil tersenyum. Vally lantas menjauhkan tubuhnya dari ranjang Jimin, membiarkan momen orang tua-anak saat ini.

Kedua orang tua Jimin menghampiri Jimin yang berusaha bangun namun segera ditahan dengan sang ayah. Kembali memposisikan Jimin berbaring. "Ayah tahu kau mampu melewatinya, kau anak yang kuat. Ayah tahu itu." Puji ayah Jimin sambil menggenggam salah satu tangan Jimin dengan bangga.

SURVIVED [end]Where stories live. Discover now