SURVIVED | 01

3.7K 272 22
                                    

Previous chapter:
"Baiklah," kata Jimin sambil tersenyum. "Ku harap kalian akan berteman baik."

Dia hanya membalas Jimin dengan senyuman, semoga saja begitu. Mereka akan berteman. Vally sebetulnya tidak tahu seminggu itu akan terlewati bagaimana, ia tidak bisa membayangkan harus bersama sosok yang tidak menyukai dirinya. Tapi, ia sedikit lega mengingat mulai lusa Jimin dan dirinya akan kembali bekerja. Jadi, waktu yang akan dihabiskan dengan sepupunya Jimin berkurang.

***

Besok hari, saat sedang memasak sarapan untuk Jimin, Vally merasakan ada seseorang yang memperhatikannya dari belakang, namun ia tetap menghiraukan karena menurutnya itu pasti Jimin yang sudah selesai mandi.

"Ekhem,"

Sontak Vally langsung mengalihkan pandangannya mencari orang yang mengejutkannya. Matanya membulat melihat sosok yang berada tak jauh darinya. Ternyata yang sedari tadi memperhatikannya bukan suaminya, melainkan Hwang Hyena—sepupu Jimin lengkap dengan tas besar yang berada ditangannya.

Dalam hati Vally berucap, apakah berdeham kepada seseorang yang baru ia temui, terlebih lebih tua, apakah sopan? Memang ini bukan pertama kalinya mereka bertemu, melainkan pertemuan kedua yang sebelumnya saat pesta pernikahannya dengan Jimin digelar.

"Annyeong, eonni. Lama tidak berjumpa." Sapanya sambil tersenyum ke arah Vally dan segera menarik tubuh proposional itu ke dalam pelukannya. Vally sedikit terkejut namun ia tetap membalas pelukan sepupu Jimin itu.

"Oppa!" Pekik Hyena membuat pelukan kedua perempuan tersebut terlepas. Vally membalikkan tubuhnya dan mendapati Jimin berdiri di belakangnya, sedari tadi memperhatikan mereka berdua yang berpelukan.

Kini, Hyena berlari kecil ke arah Jimin dan memeluknya erat. "Aku merindukan, oppa!" Katanya sedikit berteriak.

Jimin melepaskan pelukan dan mengacak puncak kepala Hyena, "aku juga merindukanmu, anak kecil." Balasnya sambil tertawa. Sedangkan Vally hanya memperhatikan kedua saudara yang sedang melepas rindu.

"Lebih baik sekarang kau letakkan barang-barangmu dan turun kembali untuk sarapan bersama. Bibi Hana akan menunjukkan letak kamarmu," jelas Jimin seraya memanggil Bibi Hana yang berada di dapur untuk membantu Vally.

Hyena mengangguk, "baik, oppa." Jawabnya kemudian mengikuti Bibi Hana yang segera berjalan menuju tangga.

Menyisakan Jimin dan Vally yang saling berhadapan. "Selamat pagi, sayang." Ucap Jimin ditambah kecupan manis dibibir istrinya itu.

"Pagi," balas Vally sambil tersenyum dan kembali melanjutkan aktivitas memasaknya yang sempat tertunda tadi. Jimin mengikuti langkah Vally kemudian memeluk wanitanya dari belakang dengan erat, Jimin sangat menyukai situasi seperti ini. Memeluk Vally saat sedang memasak. "Ji, lepaskan tanganmu nanti Hyena melihat kita." Kata Vally mengingatkan yang dibalas gelengan kepala Jimin.

"Dia pasti masih berada di kamar." Ujarnya santai bahkan sembari memberi satu kecupan tepat di leher jenjang Vally.

Vally menghela napas kasar, "tapi tetap saja, sebaiknya kau tunggu di meja makan." Akhirnya Jimin mengalah dan melepaskan tangannya yang melingkar di pinggang ramping Vally.

"Berikan aku satu ciuman."

Mendengar permintaan Jimin, bola mata Vally memutar sebal. Ia meletakkan pisau yang sedang ia pegang lalu membalikkan tubuhnya agar menghadap Jimin. Tangannya meraih tengkuk Jimin seraya menariknya pelan. Pagi ini Jimin menang, ia tersenyum lebar sambil memejamkan matanya saat jarak keduanya mulai menipis.

SURVIVED [end]Where stories live. Discover now