SURVIVED | 23

2.3K 223 55
                                    

Previous chapter:
Vally menoleh melihat Jimin yang menyebutkan nama bayi laki-laki mereka. "Nama yang bagus dari ayah yang telah siaga selama 9 bulan." Lantas Jimin tersenyum lebar dan mengecup pelipis Vally penuh cinta, "thank you the best mommy in the world for my son, I love you both."

***

Setelah beberapa hari harus menginap di rumah sakit dan sempat tinggal sekitar seminggu di mansion orang tua Jimin, sekarang keluarga kecil tersebut pulang ke kediaman mereka yang berada di Seoul. Bersamaan dengan kepulangan orang tua Vally ke Indonesia.

Sesampainya di rumah—Jimin, Vally, dan juga Jiwon langsung beristirahat setelah perjalanan yang mereka tempuh. Namun lagi-lagi tidur nyenyak Vally kembali diganggu oleh suara tangisan Jiwon yang pecah. Jam tidurnya sekarang sudah berantakan sekali, mengingat tiap malam terbangun untuk menyusui Jiwon. Itu pun sesekali diberi bantuan oleh ibunya atau So Hee, juga Jimin yang tak jarang menemaninya selama ia menyusui Jiwon.

Ibu mertuanya juga masih mencari seorang pengasuh yang dapat dipercaya dan berkualitas. Awalnya Vally tidak ingin seorang pengasuh, karena ia takut nantinya Jiwon akan lebih dekat dengan sang pengasuh ketimbang dirinya. Tapi setelah dipikir-pikir, itu tidak akan terjadi jika ia memprioritaskan dan memberikan semua perhatiannya kepada putra kecil satu-satunya itu.

Lagi pula, sejarah dari mana seorang keluarga kaya raya tidak memiliki pengasuh? Bahkan di luaran sana, ada yang memiliki asisten atau penata gaya pribadi untuk sang anak.

Dengan mata yang berat, Vally melepas lilitan tangan Jimin yang melingkar dipinggangnya perlahan lalu bangkit menuju box bayi berwarna biru dengan kulit velvet yang menambah kesan mewah. Letaknya tak jauh dari ranjangnya.

"Jiwon sudah bangun, hmm?" Ujarnya sambil tersenyum menatap Jiwon yang menangis, lantas mengangkatnya ke dalam gendongannya dengan hati-hati

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jiwon sudah bangun, hmm?" Ujarnya sambil tersenyum menatap Jiwon yang menangis, lantas mengangkatnya ke dalam gendongannya dengan hati-hati. Ia bersyukur mengikuti saran sang ibu untuk mengambil kelas ibu hamil, jika tidak mungkin ia akan ragu-ragu untuk menggendong putranya sendiri.

Ia menggendong Jiwon dengan gerakan ke kanan-kiri dengan pelan, agar Jiwon berhenti dan kembali tidur. Setengah jam yang lalu anaknya itu baru selesai menyusu. "Tidur ya, Jiwon." Pintanya lalu menepuk-nepuk kecil bokong Jiwon dan di saat itulah ia tahu mengapa putranya terbangun dan menangis.

"Ternyata Jiwon poop, pantas saja menangis. Tidak nyaman, ya putra mommy?"

Vally membawa Jiwon menuju sebuah ruangan khusus yang telah disiapkan oleh Jimin untuk Jiwon. Vally tidak tahu bahwa Jimin telah menyiapkan sebuah kamar Jiwon yang bisa terhubung langsung dengan ruangannya. Suaminya telah memperiapkan semuanya dari jauh hari, kemudian saat mereka berada di Busan, barulah ruangan tersebut dibuat.

Kamar Jiwon didominasi oleh warna putih dan abu-abu dengan beberapa boneka hewan dari ukuran kecil hingga besar, seperti boneka jerapah yang berada di dekat box tidur. Tingginya hampir mengenai langit-langit kamar.

SURVIVED [end]Where stories live. Discover now