SURVIVED | 28

1.8K 240 53
                                    

Ayo, yang nungguin Jally, absen dulu sini angkat tangan
Happy reading!

Previous chapter:
"Tiba-tiba saya penasaran bagaimana dahulu mereka dipertemukan,"

Dengan gugup, Pak Kang menjawab, "Nona Kim mulanya adalah seorang pegawai di kantor Tuan, Nyonya."

Vally tertawa kecil mendengar jawaban Pak Kang, "ahh, begitukah?" Kepala Vally bersandar pada kaca jendela mobil, "kisah seorang bos dan pegawainya..." Ia menjeda untuk tersenyum simpul, "so cliché."

***

Suara tawa riang memenuhi kamar tidur yang dihuni oleh ibu dan bayinya yang tengah bermain bersama. Vally terus saja membenamkan wajahnya pada perut Jiwon yang tidak terlapis apapun menimbulkan rasa geli hingga Jiwon tertawa lepas. "Jiwon, Jiwon, Jiwon." Gumam Vally seraya memperhatikan sang anak yang masih tertawa geli, ia menggenggam kedua tangannya yang terbaring.

Jiwon baru saja dipasangkan popok—hendak dikenakan baju rajut yang hangat, namun bayi laki-laki itu terus saja menendang kakinya berulang kali membuat Vally sulit memakaiannya. Dibuat gemas oleh tingkah Jiwon, Vally akhirnya menjahilinya dengan menggelitik perut.

"Hmm, anak mommy wangi sekali!" Puji Vally saat menciumi area leher Jiwon yang mengeluarkan aroma khas bayi yang membuat siapapun sulit berpaling. Seperti mengerti pujian yang diberikan Vally, kedua tangan Jiwon mengudara sambil berayun-ayun berusaha menggapai pipi Vally. Matanya berbinar menatap ibunya, "ini, Jiwon ingin sentuh pipi mommy?" Tanya Vally seraya menangkup kedua tangan Jiwon untuk menyentuh pipi kanan dan kirinya.

Sontak jemari berisi Jiwon yang tampak seperti ulat sutera segera menekan pipi Vally dengan gemas. "Menggemaskan." Ucap Vally yang lagi-lagi dibuat gemas.

Vally melirik jam yang menempel di dinding dan kembali berucap, "sudah malam, waktunya pangeran kecil mommy tidur." Ia membawa Jiwon ke dalam gendongannya untuk diberi asi hingga tertidur lalu akan dijaga oleh nanny baru Jiwon—Bibi Rin, bagaimana ia memanggilnya agar lebih mudah.

Selesai dengan urusan Jiwon, Vally kembali ke kamar dan langsung dikejutkan oleh kepulangan Jimin yang tidak ia sadari, "eoh? Sejak kapan kau pulang?" Tanya Vally pada suaminya yang baru saja selesai mandi, terlihat dari rambutnya yang masih basah. Jimin sedang duduk di sofa dengan kaki yang diluruskan ke meja, tanpa melakukan apapun. Pria itu hanya memandang lurus ke arah jendela yang belum ditutup.

"Sejak tadi."

Jawaban singkat nan padat yang didapat membuat Vally menggigit bibir bawahnya pelan karena geram, terlebih Jimin hanya meliriknya sebentar sebelum kembali pada titik pandang sebelumnya. Vally menarik napasnya dalam dan kembali mengajukan pertanyaan, "kau sudah terima apa yang ku berikan?"

"Hmm."

Kedua mata Vally jelas membola mendengar balasan yang diterima dari Jimin, "hmm?" Ulangnya tidak terima membuat Jimin menoleh dengan wajah yang bingung. "Kau hanya membalasku dengan 'hmm'?" Jimin mengangguk pelan, lantas Vally mengangkat kedua tangannya dengan wajahnya tak terima.

"Ada yang salah?"

"Ya, ada! Kau! Kau! Kau yang salah!" Cecar Vally tidak terima, menghentakkan kakinya di lantai sebelum masuk ke dalam kamar mandi karena kesal setengah mati. Ia membanting pintu dengan kencang, sedikit membuat Jimin tersentak sebelum tersenyum simpul.

SURVIVED [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang