Chapter 37🌈

1 0 0
                                    

Luki menatap dinding kamar apartemen dengan tatapan nanar. Benci berbaur rasa kesal yang dalam ia rasakan sepulang dari acara pertunangan nya dengan Ester

Beruntung Luki dapat kabur sebelum cincin terpasang dijari manisnya.
Kejadian itu tidak lepas dari pikiran nya bagaimana jika Hadinata melakukan aksi nekatnya.Apakah Luki benar-benar kehilangan satu-satunya peninggalan Alya. Rumah terhangat, sejuta kenangan. Sepanjang hidupnya ia akan pulang kerumah dimana bayangan Alya masih melekat disana  Luki tidak bisa kehilangan rumah dimana ia terakhir kalinya merasakan hangatnya pelukan Alya seorang ibu yang tulus mencintainya. Tapi mengapa Hadinata begitu benci dengan dirinya hingga rumah kenangan dirinya dan Alya dipertaruhkan

"Arghhhh damn it!"maki Luki lalu memejamkan matanya

Luki berharap dalam tidurnya selama beberapa jam ke depan dapat menghilangkan segala rasa benci, emosi dan semua masalahnya

                             ☀️☀️☀️

"Nanti siang kamu mau ikut mami gak. Kita jumpa sama Om Hadinata?"tanya Larasati

"Gak ma. Bagas ada janji sama teman-teman. Lain kali aja ya mi,"jawab Bagas

"Ya udah mami berangkat duluan ya. Kamu hati-hati. Jangan ngebut, dan ingat jangan tawuran lagi,"kata Larasati menyelesaikan sarapan paginya

"Iya mi. Mami juga hati-hati. Bagas titip salam ya ma buat Om Hadinata,"ucap Bagas

"Iya nanti mami sampaikan. Mami berangkat dulu,"kata Larasati lagi

Bagas memang sangat suka jika diajak bertemu dengan Hadinata papa Luki. Tapi karna ia merasa tidak enak dengan Luki ia memilih berbohong pada Larasati.
Lagipula Bagas bukan pendendam, ia rela asalkan orang yang dia sayangi bahagia dengan pilihannya. Termasuk pilihan Larasati untuk menikah dengan Hadinata

Tak lama kemudian Bagas menyudahi sarapan pagi nya lalu berjalan menuju garasi mobilnya dengan menenteng tas hitam miliknya.
Merasa tidak ada yang tertinggal Bagas kemudian menancapkan gas nya, walau niatnya pagi ini menemui Olly namun itu Bagas urungkan

Drrrt drrrt

Ponsel milik Olly berbunyi

"Halo manusia,"jawab Olly

"Lo dimana sih kambing gue udah didepan rumah lo. Lama banget sih. Gue masuk nih,ucap suara diseberang

"Jangan gembel. Ntar bokap gue intimidasi lo. Lo tunggu aja didepan. Bentar lagi gue keluar,"kata Olly

"Makanya buruan keluar bego,"ucap luki lalu mematikan sambungan teleponnya sepihak

"Gila ni anak main matiin gitu aja uhh dasar otak bangke"gumam Olly

Sebenarnya bukan sebentar jika Luki mengetahui sebenarnya. Olly baru saja memakai seragamnya dengan sisir yang masih  berada dikepalanya. Dan masih banyak lagi kegiatan yang harus ia lakukan sebelum berangkat ke sekolah, belum lagi ia sarapan.

Tanpa sepengetahuan Olly. Luki sudah berbincang hangat diruang tamu rumahnya bersama Dorina. Sejak tadi Dorina sudah membuka suara untuk menanyakan kedekatan putrinya dengan Luki. Dorina benar-benar gak salah gak jika Olly memang mempunyai kekasih

"Kamu teman nya Olly ya?"

"Iya tan. Nama saya Luki tan?"jawab Luki

"Nak Luki, satu sekolah sama Olly?"

"Iya tante. Satu jurusan juga,"kata Luki

"Kayaknya tante pernah liat kamu ngantar Olly. Tapi tante lupa itu kapan,"ujar Dorina

Epiphany Of LoveWhere stories live. Discover now