Chapter 30🌈

5 0 0
                                    

Sesuai perintah Luki malam ini Andra mengajak kekasihnya berkunjung kerumah Luki. Rumah Luki yang tadinya sepi seperti tak berpenghuni kini ramai seperti pasar kaget. Radit memang gak pernah gagal mengundang keramaian

"Bos wifi rumah lo mati ya?"Radit merasa gagal menyambung wifi rumah Luki

"Sengaja dit, menghindari rakyat miskin kayak lo. Ingat usahakan modal,"Sem duduk disebelah Radit sambil mengunyah permen karet yang ia temukan dari meja rumah Luki. Biasalah rumah Luki banyak makanan gratis kata rakyat Irsa

Radit berdecak kesal dan memilih menjauhi Sem"Tuan muda Luki, kaya gak mungkin hanya numpang wifi jatuh miskin"

"Ki, ada apaan ngajak kita kesini? "Andra mendekati Luki

"Mau ngumpul doang,"

"Adu otot sama Andra?"tanya Radit

"Dit, emang lo udah pernah adu otot sama Andra?"

"Udah dong Sem. Didekat kandang kambing par Ardiwilaga. Parah Sem gue mau ludahi muka nih bocah. Lo tau gak kakinya nendang gue masuk ke kandang. Udah gitu kandangnya bau lagi, banyak tai. Sepatu gue kebanjiran tai anjir. Pulang dari situ asli gue kayak gembel,"tutur Radit mencoba menceritakan masa lalu yang penuh bencana

Sem mengelus kepala Radit"Yang tabah ya dit. Lo bukannya kalah dari Andra. Cuma nasib lo aja yang perlu didoakan"

"Emang itu kapan dit?"

"Waktu smp, pas lo nyolong Permen karet gue"

"Ohhh gue ingat dan akhirnya lo dibully seminggu. Gak ada yang mau nemani lo kan?"sahut Sem

"Udah gak usah buka kartu. Jijik bangsat!!!"marah Radit saat Sem mengelus dada nya

Malam ini Luki benar-benar kesepian walau pun dengan ketidakjelasan ia meminta temannya untuk datang kerumah setidaknya ia tidak merasa sepi. Luki gagal menutupi rasa sakitnya, Luki butuh teman disaat dia merasa tidak siapapun yang bisa menemaninya. Entah itu dorongan dari keluarga Luki kehilangan kasih sayang. Sementara waktu ia hanya butuh IRSA yang mengerti segala kesedihan nya. Luka? Sejauh ini mungkin Luki tidak tau bagaimana mengatasi kesedihan itu, namun yang pasti Hadinata tidak akan pernah peduli dengan keadaanya.

                                  🌟

"Widihh pagi papa prince,"Olly memeluk Pangeran

"Pagi juga princess papa"

Dorina menatap malas keduanya"Papa sama mama nyampe jam berapa? Kok bangunnya bisa sepagi ini?"Olly mengisi botol minumnya

"Jam 2 tadi, waktu kamu masih ngiler,"ucap Dorina

"Mama bohong. Asik ada serabi. Banyak banget ma,"kata Olly girang

"Itu nenek kamu yang beli. Nenek titip salam sama kamu. Sama ini titipan nenek,"Pangeran merogoh sebuah amplop berwarna Putih

"Nenek sama kakek bilang mereka rindu. Nanti kalo libur sekolah kamu pergi ke Bandung,"Dorina mengelus lembut rambut Olly

"Nanti kamu bawa bekal serabi ke sekolah. Hitung-hitung ngirit uang jajan,"Dorina mengemasi bekal Olly

"Siap bu dor. Olly juga rindu sama kakek dan nenek. Pa Olly berangkat dulu. Bu dor sarange,"Olly membentuk finger heart nya

Dorina tersenyum sumringah"Putri kita udah besar ya mas,"Dorina menatap putri nya

"Iya bund. Sehat selalu nak,"ucap Pangeran seraya mendoakan Putrinya

                                 🌟

Bukan waktu yang menunda keadaan itu terlihat menyenangkan, tapi kadang kita tidak mensyukuri keadaan saat kita bisa tersenyum sekalipun itu terpaksa. Pagi ini Olly datang kesekolah dengan wajah berseri seri tanpa pencitraan. Biasanya ia datang hari ini kesekolah dengan mood yang tidak bersahabat mengingat adanya mata pelajaran matematika. Rambut sepunggungnya ia biarkan terurai, penampilannya masih tampak bersih dan rapi

Epiphany Of LoveWhere stories live. Discover now