Bagan Duabelas : Akan Melindunginya

Start from the beginning
                                    

"Bagus, aku seneng dengernya. Aku baru selesai lomba, aku juara 2"

"Aku tau kamu pasti menang, Darel"

"Ya, maaf nggak bisa dateng liat penampilan kamu"

"Nggak papa, aku ngerti. Aku juga nggak bisa liat kamu lomba"

"Iya. Eum, ada sesuatu yang harus aku omongin sama kamu. Bisa kita ketemu?"

"Maaf, aku sibuk"

Maafin aku, Darel -Fidel.

"Ah. Maaf nggak ngabarin kamu selama ini"

"Ya, aku nggak papa"

Aku nggak baik-baik aja, Darel -Fidel.

"Kalo kamu sibuk, aku ngomong sekarang aja ya?"

"Heum"

"Aku harus pindah sekolah lusa ini. Maaf baru ngasih tau kamu"

Fidel terdiam. Air matanya mengalir tanpa mau berhenti. Ia menahan isak tangisnya karena tidak mau Darel berubah pikiran atau khawatir.

"Fidel? Kamu ok?"

"I'am ok. Semoga kamu suka sama sekolah baru kamu nanti"

"Iya, makasih. Nanti aku telpon lagi ya, penyerahan piala sebentar lagi"

"Oke"

Darel pun memutuskan sambungan telponnya. Dan Fidel tidak bisa lagi menahan tangisannya. Ia menangis disana, meluapkan semuanya didalam sana seorang diri.

•••

"Summer, disuruh pak Ronald bersihin kolam renang"

Dan disinilah Summer berada. Ia memegang tongkat panjang dengan saringan diujungnya. Membersihkan berbagai sudut kolam yang kotor.

Entah kenapa kolamnya sangat kotor dengan sampah plastik. Membuatnya harus bekerja lebih keras agar kolamnya bersih.

Tiba-tiba....

Byurrr.

"Ups, sorry" seorang gadis tersenyum miring melihat kakak tirinya yang mengenaskan tenggelam di kolam, kemudian pergi dari sana.

Summer jatuh kedalam air dan gelagapan disana. Ia tidak bisa berenang sama sekali. Berteriak pun tidak bisa.

Ia meminum banyak air kolam dan matanya perih. Ia benar-benar kehabisan napas. Hingga seseorang menceburkan diri dan mengangkat Summer tinggi.

Summer sudah setengah sadar. Ia hanya merasa diangkat seseorang dan ditidurkan dipinggir kolam.

Matanya terpejam, orang itu meneriaki namanya kencang. Memompa dadanya berkali-kali.

Hingga...

"Uhuk! Uhuk!" Air keluar dari mulut Summer dan membuat Summer terbatuk-batuk. Orang itu membantu Summer duduk.

Sekarang Summer dapat melihat orang yang menyelamatkannya, jarak mereka sangat dekat.

"K-kenan" cicit Summer.

"Iya, ini aku, Summer. Sekarang kita ke rumah sakit ya?" Kenan langsung mengangkat Summer dan berlari terburu-buru untuk membawa Summer ke rumah sakit.

•••

Brak!

Gebrakan meja mampu membuat Luci terkejut bukan main, jangankan Luci, seisi kelas terkejut dengan suara itu. Melihat kakak kelas mereka masuk kedalam dan langsung menggebrak meja Luci.

MCW 2 ✔ (END)Where stories live. Discover now