Bagan Sembilan: Adik-adik ganteng

1.1K 103 19
                                    

taeilmoonie
Vote sebelum baca!!!




Happy reading~






Disuatu pagi, Summer sudah rapih dengan kaos oblong warna pink juga celana leging hitam panjang dengan sepatu sport warna hitam.

Ia melirik jam dinding yang menunjukan pukul 6 pagi. Ia berjalan riang kesebelah kiri kamarnya, yaitu kamar Deon.

Ia mengetuk pintu kamar Deon.

"Deon! Ayo kita lari pagi! Aku tunggu dibawah ya" pekik Summer lalu berjalan kearah kanannya, ada kamar Daffin disana.

Ia mengetuk pintu kamar Daffin.

"Daffin! Bangun! Kita lari pagi hari ini! Aku tunggu dibawah ya"

Dan seterusnya, ia kedepan kamarnya, ada kamar Darel disana. Berpekik seperti tadi lalu ia turun kebawah.

Ia tak perlu khawatir, karena ketiga adiknya itu pasti akan menurutinya.

Ia duduk dimeja makan, sudah tersedia roti bakar dengan berbagai selai. Tentu yang menyiapkan adalah salah satu pekerja di rumahnya, sang buna masih terlelap.

Summer tak ingin membangunkan Bian karena pasti buna nya kelelahan bekerja sambil kuliah.

Summer mengerti, buna nya itu bekerja keras menjadi ibu sekaligus ayah untuk mereka.

Walaupun keluarga sang buna berkecukupan, tapi buna nya itu benar-benar menunjukan bahwa Bian bisa mendapat uang dengan kerja keras dan bukan hasil dari kekayaan keluarganya.

Betapa bangganya Summer memiliki Bian dihidupnya. Ia sampai tidak merindukan sosok ayah karena keberadaan Bian sudah sangat cukup untuknya.

Hingga lamunannya pecah kala suara dari ketiga adiknya yang berjalan menghampirinya, apalagi suara Deon yang mendominasi.

"Pagi, kak" sapa Deon riang seraya mengecup pipi Summer.

"Pagi adik-adik aku" sapa riang Summer.

"Pagi, kak" sapa Daffin seraya mengecup pipi Summer yang lain.

"Darel, nggak mau nyapa aku?" seru Summer.

Darel mendekat dan tersenyum, ia jarang tersenyum tapi kalau sama Summer ia akan tersenyum sepanjang hari. Senyuman Darel sangat manis.

"Pagi, kak" sapa Darel seraya pengecup pucuk kepala sang kakak lembut lalu mengusak rambut Summer kemudian duduk disampingnya.

Mereka pun sarapan pagi sebelum pergi lari.

•••

"Stop stop stop!" pekik Deon yang jatuh terduduk dengan napas yang memburu.

Daffin berhenti dan membalikkan badannya kebelakang, menatap adik kembarnya yang berbeda 2 menit darinya yang terengah-engah.

"Lemah banget sih" sahut Daffin.

Deon menormalkan napasnya sebelum menyembur Daffin.

"Kamu lari kecepatan! Emang dikira aku kuat lari apa?!" kesal Deon.

"Ya karna lo lemah" ejek Daffin.

Deon berdecak malas, kemudian ia berdiri.

"Aturan aku ikut kak Summer aja kalo tau gini ceritanya" kesal Deon.

"Namanya juga lari, ayo lanjut atau gua tinggal?" Daffin langsung berlari kembali meninggalkan Deon yang mencabut salah satu sepatunya kemudian dilempar tepat mengenai kepala Daffin.

Otomatis Daffin berhenti kembali dan berbalik.

"Ngapain lo lempar sepatu bau lo sialan?!" teriak Daffin kesal.

MCW 2 ✔ (END)Where stories live. Discover now