Bagan Tigapuluhempat : Aku Salah

799 74 17
                                    

taeilmoonie
Vote sebelum baca!!!




Happy reading~





"Ah, pak Saga sudah bangun" ucap sekertaris Saga saat melihat atasannya membuka matanya.

Lalu dengan perlahan, Saga mengangkat tangannya untuk menggapai sesuatu yang membalut dahinya.

Saga menoleh pada sang sekretaris.

"Siapa yang ngompres saya?" tanya Saga pelan.

Sang sekretaris tersenyum.

"Mungkin salah satu maid, pak Saga"

Saga menggelengkan kepalanya. Tidak mungkin para maid.

"Semalem, saya mimpi Daffin kesini" cicit Saga pelan.

"Mungkin karena pak Saga terlalu rindu dengan putra bapak. Apa perlu saya atur pertemuan dengan tuan muda Daffin setelah tourland nya?"

Saga menggeleng.

"Tidak, dia nggak akan mau dan jangan pernah ngelakuin itu. Dan jangan kasih tau kalau saya sakit, dia benci itu" ucap Saga seraya bangun dari ranjangnya perlahan.

Maafkan saya, pak Saga. Tapi memang tua muda Daffin semalam menjenguk anda walau diam-diam -Sekretaris Saga.

Ia yang hendak membantu atasannya berdiri pun langsung ditahan.

"Tidak perlu, saya sudah lebih baik. Apa mereka sudah pergi?" tanya Saga seraya duduk di kursi kerjanya.

Sekertaris itu mengangguk.

"Mereka sudah jalan sejak satu jam yang lalu, tapi, pak..."

Saga menatap sang sekretaris, menunggu kelanjutan ucapannya.

"...nona Luci tidak pergi"

Saga mengerutkan dahinya.

"Kenapa?" tanya Saga.

"Nona Luci sejak semalam tidak keluar kamar sampai sekarang, pintunya juga dikunci dari dalam. Saya-" ucapnya terpotong saat Saga langsung berdiri dan pergi dari kamarnya menuju kamar Luci. Ia pun ikut menyusul Saga kesana.

Saga mengetuk pintu kamar Luci keras.

"Luci! Buka pintunya, ini ayah!" pekik Saga yang sama sekali tidak mendapat respon dari dalam.

Saga terus menggedor pintu Luci tapi tidak kunjung dibuka.

"Saya sudah coba berkali-kali, tapi nona Luci tidak membukanya"

Hingga mau tak mau dan karena panik, Saga langsung mendobrak pintu Luci hingga terbuka lebar. Saga langsung masuk kedalam dan menemukan Luci yang duduk meringkuk dibawah pinggir ranjang.

Saga langsung berlari dan mendekap tubuh Luci yang dapat ia rasakan gemetar bukan main.

"Hey, sayang. Kenapa heum?" tanya Saga lembut.

Terdengar isakan lirih dari mulut Luci.

"A-ayah"

"Iya, sayang. Ini ayah"

"Hiks, ayah"

Saga mengelus lembut dan sesekali menepuk pelan punggung Luci untuk membuatnya lebih tenang.

"Sssttt, jangan nangis ya"

"A-ayah hiks, maafin aku hiks"

"Kenapa minta maaf? Kamu nggak ngelakuin kesalahan"

Luci menggeleng brutal lalu mendorong pelan tubuh Saga agar menjauh, Luci mendorong tubuhnya juga untuk lebih menjauh dari Saga.

Ia menatap mata Saga yang menatapnya khawatir. Tatapan mata seorang ayah yang mengkhawatirkan anaknya membuat Luci semakin terisak.

MCW 2 ✔ (END)Where stories live. Discover now