Bagan Tigapuluhsatu : Nothing Change

734 85 24
                                    

taeilmoonie
Vote sebelum baca!!!




Happy reading~




Menatap bingkai foto yang senantiasa selalu tertata rapih di meja kerjanya. Saga menatap bingkai foto dirinya juga Bian yang tersenyum hangat.

Ini foto saat awal pernikahan mereka, ia sadar ia sudah menyakiti wanita sebaik Bianca.

Lama melamun menatap dan mengusap wajah Bian di foto, ketukan pintu berhasil memecahkan lamunannya.

Sang sekretaris masuk.

"Pak Saga, rapat di luar kantor dan jamuan makan siang setengah jam lagi" jelas sang sekertaris.

Saga menghela napas pelan lalu mengangguk.

"Siapkan mobil dan kita berangkat sekarang"

Kurang dari 30 menit Saga telah sampai di tempat makan untuk melaksanakan rapat kantor sekalian makanan siang.

Ia masuk ke dalam tempat makan yang sudah ditentukan seorang diri, lalu duduk santai sembari membaca dokumen ditangannya selagi menunggu klien nya datang.

Seperti berada dicerita romantis, mata Saga menemukan seorang wanita terduduk sendirian menyeruput kopinya tak jauh dari tempatnya duduk.

Ya, itu Bian. Saga menatap memuja, rindu, sedih campur aduk. Ia ingin menghampiri Bian, tapi ia takut keberadaan nya akan merusak mood Bian. Jadi yang ia lakukan hanya duduk diam tanpa mengalihkan tatapannya kearah manapun.

Seenggaknya aku bisa liat kamu, Bian -Saga.

•••

Bian masuk ke dalam kedai makan dan memesan secangkir kopi lalu duduk disalah satu kursi disana.

Marva ia tinggalkan di kantor, ia kesal dengan pria itu. Masa skripsinya dikerjakan sampai selesai tanpa izinnya.

Ia kan jadi tidak akan tau seberapa bodoh dirinya nanti saat menyusun skripsi. Jadilah ia memilih menenangkan diri di salah satu tempat makan dekat kantornya.

Sebenarnya ia tidak enak dengan Marva, pria itu sudah banyak sekali membantunya dan anak-anaknya. Bahkan Marva menyukainya.

Entah kenapa Bian masih belum membuka hatinya untuk lelaki manapun. Walaupun Marva sangat baik dan perhatian, ia masih tidak bisa membuka hatinya.

Saat sedang menikmati jalanan kota di kaca besar sampingnya, ia dikagetkan dengan seorang pria yang tiba-tiba mengetuk mejanya dengan senyum hangat.

Bian terdiam menatap pria tersebut.

"Hai, Bianca. Miss me?"

"Eric!" pekik Bian dengan membolakan matanya terkejut lalu berdiri dan berhamburan kepelukan Eric.

Ya, Bian sangat merindukan pria ini. Sudah belasan tahun mereka tidak bertemu. Dan entah ada angin apa, Eric ada didekapan nya.

Bian menarik tubuhnya dan menatap Eric tidak percaya.

"Ini beneran lo kan? Astaga, pakabar?" seru Bian yang amat sangat senang bertemu kakak kelasnya saat masa SMK dulu, yang dulu hampir menjadi korban selingkuhan Bian.

Eric tersenyum manis.

"Gua baik, tadinya gua nggak yakin ini lo, lo berubah banyak, Bian" ucap Eric seraya mengusak rambut Bian pelan.

Hingga..

Bruk!

Bian membekap mulutnya terkejut, tak terkecuali para tamu yang sedang makan.

MCW 2 ✔ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang