Bagan Duapuluhenam : Fix it

887 98 29
                                    

taeilmoonie
Vote sebelum baca!!!!!





Jangan sider! Happy reading~





Seorang gadis cantik menatap cermin besar di kamarnya. Ia sudah rapih dengan seragam sekolahnya. Ia mengambil tas ranselnya dan berjalan keluar kamar.

Ia menghela napas kasar saat mendengar suara ayahnya.

"Gladys, duduk dan sarapan" sahut sang ayah.

Gladys berbalik menghadap ayahnya.

"Aku sarapan di sekolah aja" ucap Gladys.

"Duduk dan sarapan, ada yang ayah ingin bicarakan"

Gladys memutar bola matanya malas, dan mau tak mau menuruti perintah ayahnya. Ia duduk berhadapan dengan sang ayah.

"Ayah dengar dari guru privat kamu, katanya kamu nggak pernah datang. Kamu tau berapa yang ayah keluarkan untuk membuat kamu pintar, Gladys?"

Gladys mengeraskan rahangnya. Selalu seperti ini.

"Kalo gitu kenapa nggak ayah simpen aja duit nya? Kenapa buang-buang duit cuma buat hal yang sia-sia?"

Gladys dapat melihat mimik wajah ayahnya marah.

"Apa kata orang kalau anak tunggal keluarga Bintang bodoh kaya kamu!"

Gladys hanya diam, sudah terbiasa dengan perkataan ayahnya. Ya, sang ayah terus menekannya untuk belajar belajar dan belajar.

Ayahnya perfeksionis, dan itu terjadi saat ibunya berselingkuh dengan pria lain dan memilih pria itu dibanding ayahnya. Ia jadi anak yang kesepian dan terus tertekan.

Sang ayah menghela napas.

"Tak apa, ayah akan bayar berapapun agar kamu bisa masuk ke universitas terbaik. Jadi, kamu harus terus belajar dan jangan buat masalah" ucap sang ayah seraya berdiri dan pergi untuk bekerja.

Meninggalkan Gladys yang menahan emosinya. Ayahnya gila kerja, terus memikirkan uang dan uang. Padahal harta ayahnya sudah sangat banyak.

Tapi ia tidak suka saat ayahnya selalu menggunakan uang untuk hal yang ia benci.

Ia berdiri dan berjalan keluar rumah. Ia terbiasa naik bus untuk ke sekolah daripada diantar supir.

Saat ia keluar pagar, ia dikejutkan dengan keberadaan seongok manusia yang bersandar dikap mobilnya.

Gladys malas meladeni orang itu dan memilih mengabaikannya. Tapi orang itu malah menahan tangannya.

"Ngapain lo disini sialan! Lo kok tau rumah gua?!" kesal Gladys.

Orang itu tersenyum.

"Nggak ada yang nggak bisa seorang Daffin nggak tau" ucapnya sombong seraya mengedipkan satu matanya.

Gladys menghempas tangan Daffin yang menahan tangannya.

"Cowo gila!"

Gladys berjalan meninggalkan Daffin.

"IYA! COWO GILA INI SUKA SAMA LO!" Refleks langkah Gladys berhenti. Ia berbalik menghadap Daffin.

"Sinting!" pekik kesal Gladys.

"GLADYS BINTANG! I LOVE UUUUU!!!"

Gladys membulatkan matanya lalu berlari mendekat pada Daffin dan mengunci mulut Daffin dengan tangannya.

Daffin benar-benar gila, kan ia malu kalau sampai tetangga pada dengar. Apalagi banyak yang berlalu lalang.

Sedangkan sang pelaku malah cengengesan tanpa rasa bersalah.

MCW 2 ✔ (END)Where stories live. Discover now