Bagan Duapuluhempat : Kesalahan

988 88 58
                                    

taeilmoonie
Vote sebelum baca!!!!




Happy reading~





Dari sejak kejadian waktu itu, Daffin selalu mencuri pandang ke Gladys. Ia belum juga mendapat maaf dari gadis itu. Seperti sekarang, Daffin lebih memilih memandang Gladys yang tengah menguap lucu saat guru menjelaskan materi.

"Anak-anak, saya ingin menyampaikan pesan dari kepala sekolah, semua tempat duduk akan dirombak untuk jadi permanen"

Semua murid mengeluh dan protes, tapi rombak tempat duduk tetap dilakukan, semua murid membawa tas mereka dan berdiri didepan kelas.

Mereka mengambil satu persatu kertas yang sudah tertulis nomor untuk tempat duduk mereka nanti.

Percayalah, Daffin sangat beruntung ketika ia mendapat nomor dan tempat duduk tepat dibelakang gadis yang menarik perhatiannya.

Ia bersandar dibangkunya dan melipat kedua tangannya. Matanya menatap lurus punggung Gladys didepannya.

•••

Seorang pemuda yang usianya menginjak 10 tahun itu sedang asik bermain mobile game nya di ruang tengah rumah megah.

Detik berikutnya seorang wanita cantik datang menghampirinya dengan senyuman manis dan tatapan lembut. Ia duduk disampingnya.

"Ryzen sayang, ayo kita makan dulu bareng-bareng sama ayah, nanti terusin lagi main nya ya" ucapnya dengan suara begitu lembut.

"Wah, ayah udah pulang, mom?" seru Clay bersemangat, karena ayahnya itu jarang sekali pulang sejak keluarganya membuka cabang perusahaan di luar kota.

Clay kecil mematikan konsol game nya dan meletakkannya di meja. Kemudian berdiri dengan riang.

"Ayo, mom" serunya.

Wanita itu tersenyum dan berdiri, mereka berjalan menuju meja makan dengan berpegangan tangan.

Di meja makan, seorang pria sudah menunggu mereka untuk makan bersama.

Clay dengan antusias menatap berbagai masakan kesukaannya. Ia langsung mengambil iga bakar dan menyantapnya dengan hikmat. Kedua orangtuanya tersenyum bahagia melihat putra kecil mereka makan dengan lahap.

"Makan pelan-pelan, boy" sahut sang ayah.

Clay menatap sang ibu bersemangat. Ia menelan makanannya dan kemudian berbicara...

"Masakan mommy emang yang paling juara! Aku mau makan ini lagi besok" seru Clay.

Sang ibu mengangguk semangat.

"Ryzen tinggal bilang mau apa, nanti mommy masakan semua yang Ryzen mau, ok?"

"OK!"

-

Selama sepuluh tahun hidupnya, Clay merasa seperti anak yang paling bahagia memiliki kedua orangtua yang saling menyayangi dan hidup dengan tentram dan damai.

Ya, itu sebelum ayahnya mengenal wanita lain di luar kota. Dimana ternyata ayahnya jarang pulang karena tengah selingkuh dan menduakan ibunya.

Kemarin Clay baru merasakan kehangatan kedua orangtuanya di meja makan, ayahnya terlihat baik-baik saja seperti bisa. Tapi sekarang ia hanya bisa berjongkok seraya menutup rapat-rapat kedua telinganya dengan tangannya erat.

Matanya memejam erat dan menggelengkan kepalanya saat mendengar teriakan sang ibu dan ayahnya.

"Hiks" Clay kecil hanya bisa menangis pelan.

Seorang pria yang selalu menemani Clay sejak ia usia 1 tahun itu mengangkat tubuh Clay kedalam gendongannya dan Clay langsung memeluknya.

"Hiks, paman Roji, aku takut" lirih Clay sambil menangis sesenggukan.

MCW 2 ✔ (END)Where stories live. Discover now