Bagan Duabelas : Akan Melindunginya

991 94 23
                                    

taeilmoonie
Vote sebelum baca!!!!




Happy reading~






Suara lembut dari piano yang dimainkan oleh seorang gadis cantik dengan gaun biru selutut sangat enak didengar. Sentuhan jemarinya membuat nada yang sangat indah.

Suara tepuk tangan yang menggema terdengar setelah ia selesai memainkan pianonya tersebut. Ia berdiri lalu membungkukan tubuhnya sopan dan berjalan kebelakang panggung.

Ini pentas seni sekolah, bertepatan dengan lomba ice skating Darel.

Fidel berlari menuju toilet dan mengeluarkan kesedihan nya disana. Ternyata benar, Darel tidak datang untuk melihatnya bermain piano.

Bahkan Darel juga tidak menghubunginya setelah ia meminta break untuk hubungan mereka.

Apa Darel benar-benar sudah tidak mencintainya lagi? Apa Darel sekarang sudah menemukan gadis yang membuatnya nyaman?

Hanya menebak sendiri saja rasanya sudah sakit. Apalagi jika itu benar-benar terjadi.

Ia harus apa? Ia tidak bisa melakukan apapun selain mengikhlaskan Darel. Ia mencintai Darel, sangat amat mencintainya.

Dan yang ia lakukan saat rindu pada Darel adalah melihat foto-foto mereka bersama. Melihat kabar Darel lewat internet.

Darel itu sangat terkenal. Ia pemain ice skating paling indah.

Ia membuka salah satu video lama, dimana ia merekam Darel saat pemuda itu bersiap untuk lomba ice skating di Korea Selatan beberapa tahun lalu.

Ia tersenyum mengingat itu.

Dimana Darel membuka jaketnya seraya berseluncur dengan santai, teriakan fansnya memenuhi area lomba

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dimana Darel membuka jaketnya seraya berseluncur dengan santai, teriakan fansnya memenuhi area lomba. Ingatan itu masih tersimpan baik diotaknya.

"Darel, aku kangen"

Hingga ia dikagetkan dengan dering ponselnya dan nama yang selalu ia rindukan muncul dilayar ponselnya.

Darel🐧 is calling.

Tangannya gemetar bukan main. Ia menghembuskan napas pelan sebelum mengangkat telponnya.

Ia terdiam menunggu suara itu terdengar. Ia rindu, sangat.

"Halo?"

Seketika air matanya kembali berlomba-lomba keluar dengan deras. Sudah beberapa hari ia tidak melihat bahkan tidak mendengar suara Darel.

"Fidel?"

"Y-ya"

Gugup jujur. Suaranya bergetar hebat.

"Aku nggak ganggu kan? Apa penampilan nya lancar?"

Fidel tersenyum sendu.

"Nggak kok, dan penampilan aku juga lancar"

MCW 2 ✔ (END)Where stories live. Discover now