Bagan Empatpuluh : Teman masa kecil

742 82 16
                                    

taeilmoonie
Vote sebelum baca!!!!





Happy reading~




Mata Luci terbuka perlahan, menyesuaikan dengan cahaya yang terasa menusuk matanya.

Pandangannya perlahan-lahan mulai jelas. Ia menatap langit-langit ruangan yang serba putih, dengan bau obat-obatan dan ia dapat menyimpulkan kalau sekarang ia ada di rumah sakit.

Ia tersenyum tipis, masih ada yang mau menolongnya hingga ia masih dapat bernapas sampai detik ini.

"Lo nggak papa?"

Benar, pasti orang ini yang menolongnya. Ia mengalihkan pandangannya kearah samping.

Deg.

Mata mereka bertemu.

Lidah Luci kelu, dan ia terdiam membeku. Melihat Kenan dengan tatapan khawatir. Tidak, itu bukan tatapan khawatir, bukan mengkhawatirkan dirinya, tidak mungkin Kenan khawatir padanya, pikir Luci.

"Hey, are you ok?"

Setetes air mata lolos dari pelupuk mata Luci. Membuat Kenan mau tak mau menghapus air mata itu dan menghela napas.

"Siapa yang nyekap lo disitu? Udah berapa lama lo di gudang itu?"

"Hiks" hanya itu yang bisa Luci keluarkan dari belah bibirnya.

Kenan menghela napas lagi. Entahlah, ia hanya tidak tega melihat gadis yang dulu ia cintai disakiti orang lain.

Tepat saat itu, perawat datang membawa makanan untuk Luci. Kenan bangkit dan mengambil makanan dan air putih untuk Luci.

"Kata dokter perut lo kosong dari kemarin, jadi sekarang lo harus makan" ucap Kenan seraya membuka plastik wrap nya. Luci tetap tidak bersuara.

Jujur, dadanya sesak sekali melihat masih ada yang memperhatikan nya. Ia tidak tau harus berkata apa.

Air matanya terus keluar dari pelupuk matanya dan menahan setiap isakan yang hendak keluar.

"Gua cuma nggak suka ada bullying di sekolah, jangan anggep lebih" ucap Kenan lalu ia menyendok bubur tersebut.

"Gua suapin, aa"

Ia malu. Ia malu sekali dengan orang didepannya ini, ia malu dengan orang-orang yang sudah ia sakiti tapi masih baik padanya.

Luci membuka mulutnya dan menerima suapan dari Kenan dengan isakan yang tak bisa ia tahan lagi.

Sakit sekali.

Mungkin ini belum seberapa sakit dibanding keluarga angkatnya yang sudah ia sakiti selama ini.

Kenan hanya diam dan tetap menyuapi Luci pelan-pelan. Tidak menyangka ada yang membully Luci seperti ini.

•••

Entah bagaimana awalnya, tapi sekarang Summer sudah ada di dalam mobil Clay dengan mereka berdua duduk dibelakang kursi. Clay memang kalau tidak bawa motor selalu diantar jemput, ia malas bawa mobil kalau tidak penting-penting banget.

"Lo nggak balik bareng dia?" tanya Clay datar. Ia malas, tapi ia penasaran.

Summer menggelengkan kepalanya.

"Katanya Kenan ada urusan, jadi nggak bisa pulang bareng" ucap Summer.

"L-lo suka sama Kenan?" tanya Clay. Sebenarnya ia tidak mau bertanya ini, tapi mulutnya berusara sendiri, bagaimana dong?

Summer tersenyum lebar.

"Suka. Kamu tau nggak, ternyata Kenan itu teman masa kecil aku. Aku nggak nyangka bisa ketemu temen masa kecil aku lagi, aku bahagia banget" seru Summer sumringah.

MCW 2 ✔ (END)Where stories live. Discover now