25. Vila

133 16 0
                                    

Aska,Yessi,Exsel dan Devan melajukan motornya menuju Vila yang dimaksud Aska kemarin,Motor yang di kendarai Aska perlahan berhenti tidak jauh di dekat perkarangan Vila,Devan dan Exsel yang Ada di belakang langsung ikut Berhenti bingung.

"Kenapa Ka?" Tanya Yessi yang berada di boncengan Aska.Aska Hanya diam dengan pandangan Fokus kedepan,seperti mengerti apa yang Aska maksud semuanya mengalihkan pandangan ke arah yang Aska lihat.

Betapa mengejutkan hati semuanya,terutama Exsel dia tidak bisa mengartikan apa yang sekarang ia lihat

"WOI APA-APAAN NIH!" Teriak Devan,yang langsung turun dari motornya berjalan mendeket ke arah Gerbang Vila.Yessi turun dari motor Aska,Disusul Exsel dan Aska yang langsung berjalan menyusul Devan.

Devan menyabut bendera kuning yang terpasang di sana,tidak lupa dengan garis polisi yang sengaja dipasang di gerbang Vila.

"Dev tenang Dev" Exsel menarik lengan Devan kebelakang. Aska menatap Devan lalu mengisyaratkan Devan Agar tenang.

"Ada yang mungkin bisa kami bantu?" Tanya Bapak-bapak yang tadi mau di hajar sama si Devan.

"Ini ada apa yah pak?" Tanya Yessi hati-hati kepada seorang bapak-bapak dan temannya yang memakai seragam polisi lengkap.

"Kemarin malam di temukan jasad laki-laki yang sepertinya masih pelajar sekolah,identitasnya masih di cari,dan sang pelaku masih dalam pencarian,Jadi di mohon untuk kerja samanya Agar tidak mempersulit pencarian kami," Ujar Polisi tadi.

Kaki Yessi melemas,matanya mulai memanas namun Yessi tanamkan dalam hati bahwa jasad itu bukan Bian. Aska,Exsel dan Devan menatap Polisi itu tidak percaya.

"Pak,Jangan main-main,ga lucu," Ucap Exsel,pak Polisi tersebut tersenyum sekilat lalu menggeleng "Ga ada guna nya saya bohong" Bener juga sih.Pikir Exsel.

"Kalian keluarga dari Korban?" Tanya Polisi itu.
Semuanya tidak menjawab iya maupun tidak.Mereka Diam.

"Saya Nyari temen saya kesini pak!" Rahang Devan mulai mengeras. "Ini Vila keluarga dia!dan bapak tau?kalo selain dia yang di dalam siapa lagi!" Devan mengusap wajahnya prustasi.

"Tolong tenang sedikit,kami juga tidak diam dan masih kami cari orang yang ada di TKP malam itu."

"Argh!" Devan memukul tembok yang ada di sebelahnya.Sungguh Emosinya tidak bisa terkendali,Aska yang tau posisi Devan langsung mengluarkan satu kartu namanya. Pak polisi tersebut menerima kartu nama Aska.

"Saya Aska,Ceo dari perusahaan Agler,jika ada informasi lebih jelas tolong hubungi saya" Pak polisi tersebut mengangguk.

"Saya sangat-sangat perlu informasi Anda,saya akan bayar berapapun asal teman saya bisa di temukan" Polisi tersebut mengangguk.

"Kita Cabut"

●●●●

"Iya kumpulin semua anak Bargal sama Altero sekarang! di markas utama Bargal!" Aska Sibuk mundar-mandir sambil satu tangan memegang hendpone.

"Senior juga bang?"

"Iya," ucap Aska dingin.

"Siap bang gue tutup"

Tut.

"Gue kira masalah kita cuman Calvin,ternyata Bian ada aja tuh bocah bikin kita cemas!" Dumel Exsel.

"Mulut lo Sel minta gue jait pake benang kunti!" Devan menepuk pelan mulut Exsel.

"Emang kunti punya benang?" Bloon banget lu Sel,ckck.

ASKADär berättelser lever. Upptäck nu