Hari penuh kejutan (1)

619 36 0
                                    

" Ada ribuan cara untuk menciptakan keraguan tapi hanya ada satu cara membuktikan seberapa besar kepercayaanmu padanya. "

❇Deon Kendrick Baylor

|*|
|*|
|*|

Tok. Tok. Tok.

" WAKE UP CELLA! NOW TIME'S TO HAVE BREAKFAST! " teriak Deon sambil mengetuk pintu kamar Cella tanpa henti.

Yang dibangunkan masih asyik bergelung di balik selimut tebal. Cella mengernyitkan dahinya sebentar tanpa niat membuka mata dahinya kembali rileks dan semakin menyamankan posisi tidurnya.

Deon mengetuk daun pintu lagi sedikit lebih kencang, " YOU MUST WAKE UP NOW CELLA! YOU'LL LATE TO GO TO SCHOOL IF YOU DON'T WAKE UP SOON! " suaranya bertambah tinggi dua oktaf.

Cella mengerucutkan bibirnya terganggu dengan teriakan di depan pintunya. Ia menyibak selimut yang masih memebelit tubuhnya kasar seraya bangun terduduk. Kakinya menapaki lantai dingin bergantian lalu mencari sendal bulunya dan memakainya kemudian berjalan tersuruk-suruk menuju pintu.

Cklek

" Apaan sih, Bang, pagi-pagi uda ribut aja kek sales. " komentar Cella malas sambil memggaruk belakang lehernya.

Raut wajah Deon berubah kesal mendengar ucapan Cella dan tidak bisa tidak memukul kepala adiknya itu agar sadar. " Sekarang udah pagi cantik... Lo ada upacara-- "

" O IYA CELLA LUPA! " Cella menepuk dahinya keras, " Ihh abang kok banguninnya telat, sih! Kalo Cella sampe telat ke sekolah gimana? Kalo telat ikut upacara gimana? Gamau tau ah kalo nanti telat pokoknya salah abang! "

BRAKK

Cella membanting daun pintu kasar dan segera masuk ke kamar mandi.

Deon berdiri melongo di depan pintu. Dia masih memproses keadaan selama beberapa saat tapi masih gagal memahami apa yang baru saja terjadi. Ia berbalik dengan linglung tak lagi memikirkan lebih jauh.

Dua puluh menit kemudian Cella turun ke meja makan menemukan Deon sedang membaca beberapa buku dengan teh hangat di sampingnya. " Pagi, Bang. " ia mengambil dua potong roti dan mengolesinya dengan selai nanas.

Deon melirik adiknya sekilas dan bergumam sebagai jawaban, " Berangkat sama siapa? "

" Sendiri kayaknya, udah jam segini juga, si Zelline pasti udah berangkat daritadi. " jawabnya tak peduli.

Deon berdecak, " Mau gue anter kagak? Mumpung masuk siang gue. " tawar Deon sembari menyeruput tehnya.

Cella menggeleng tanpa berpikir dua kali, " Gue naik taksi aja juga beres. Lo kan masih harus ngerjain tugas. "

Deon hanya mengerutkan kening tak mengucapkan apa-apa.

Setelah menghabiskan roti dan susunya Cella merapikan tas ransel di punggungnya sebelum mencium pipi Deon, " Gue berangkat, Bang. Tata! " ia bergegas lari keluar rumah meninggalkan Deon dengan ekspresi kaget dan tertegun di wajahnya.

Cella memesan taksi dengan ponselnya lalu duduk di halte depan kompleks selama proses menunggu. Setidaknya sekarang masih jam tujuh kurang dua puluh menit sehingga ia agak santai karena gerbang sekolah ditutup pukul tujuh lebih lima belas menit. Tak sampai lima menit menunggu taksi yang dipesannya tiba. Ia bangkit dan masuk ke dalam duduk di kursi belakang.

My Daisy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang