Mata yang jauh

2.1K 183 80
                                    

“ Kelihatannya seperti tidak peduli tetapi sebenarnya memberi perhatian lebih. ”

❇Zelline Azkia Dirgantara

|*|
|*|
|*|

Darel berjalan menyusuri koridor dengan pandangan mata acuh dan dingin. Di lengannya ada tangan kecil yang melingkar dengan tidak tahu malunya milik Talia. Banyak dari siswa maupun siswi yang berbisik-bisik mengenai mereka di belakang. Ada yang melontarkan komentar tidak peduli, tidak suka, tidak masalah, dan ada yang sampai tahap membenci cewek itu.

Darel tak perlu repot-repot membela atau membungkam mulut mereka karena itu tidak ada hubungannya dengan dia. Darel lebih suka menulikan telinga dari rengekan Talia tentang ketidaknyamanannya dengan perlakuan beberapa siswi.

“ Sayang, aku capek babget denger omelan mereka. ” ucap Talia dengan nada merengek. Cewek itu mengayunkan tangan Darel manja, “ Masa kamu nggak peduli sama aku si? ”

Darel hanya melirik sekilas, “ Gak ada hubungannya sama gue. ”

Jawaban Darel itu mengundang tawa para murid yang ada di sekitar mereka dan memandang Talia dengan geli.

Talia sedikit cemberut dan menempel lebih rapat pada Darel seolah takut. Darel tak peduli dan tetap berjalan lurus menuju kelasnya. Talia mengikuti sampai ikut masuk ke dalam membuat Darel berhenti melangkah.

Cowok itu menunduk menatap Talia aneh. “ Lo ngapain ikut masuk? ”

Talia cepat melepas lengan Darel malu. Tadinya ia berniat menunjukkan kemesraan mereka tapi malah berujung mempermalukan dirinya sendiri.

Talia memainkan jemarinya seperti anak kecil. Bukannya terlihat menggemaskan, ia malah terlihat seperti orang gila yang menjijikkan.

“ Aku... kan mau nemenin kamu di kelas. Yaudah deh aku ke kelas dulu. ” Talia berjinjit dan mengecup pipi Darel cepat sebelum berjalan keluar dengan bangga karena berhasil membuat cewek-cewek di kelas itu terperangah.

Bahu Darel ditinju lumayan keras sebelum dirangkul oleh Rav. “ Lo gak jijik gitu pacaran sama dia? Gue yang bagian nonton aja kebelet muntah. ” tanyanya sambil menatap jijik Talia yang sudah jauh dari pintu kelas.

Darel tak menyahut dan terus melangkah duduk di bangkunya. Devan dan Kenzo membalik badan mereka menghadap Darel sementara Rav beranjak duduk di setelah Darel karena itu memang tempatnya.

“ Lo tahan banget pacaran sama dia. Gue jadi lo sih lebih milih Cella. Udah pinter, cantik, unyu lagi. ”

Darel menatap tajam Devan hingga cowok itu menghentikan kata-katanya. Kenzo berdecak dan menggelengkan kepalanya tidak heran dengan tingkah Devan yang suka ceplas-ceplos tak tau kapan berhenti.

Rav menepuk bahu Darel supaya mendapat perhatian, “ Kemaren pas gue bolos di toilet gue ketemu sama Cella. Dia telat kayaknya soalnya masuk lewat pintu kecil. ”

Rav melanjutkan, “ Mukanya kek capek banget gitu terus matanya juga agak bengkak. Mungkin karena kecapekan dia ketiduran di toilet. ”

“ Terus lo yang bawa dia ke UKS? ” lanjut Darel menebak.

Rav mengangguk. “ Gue gatega liat dia tidur berdiri, mana di toilet cowok lagi matanya gue langsung bawa dia ke UKS. Sori gak bilang dulu ke lo kemaren. ”

“ Hm. Tapi kemaren emang si Talia gak mau minggir jadi pantes lo gabisa nyamperin gue. ” kata Darel ringan.

Kenzo menoleh menatap Darel, “ Rencana lo ke depannya apa? Lo nggak beneran pengen nikah sama Talia kan? ”

My Daisy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang