Ellen

196 21 0
                                    

“ Semua hubungan selalu dimulai secara bertahap baru bisa benar-benar ‘melakukan’, tapi sekali kamu mengambil langkah yang salah maka semua usahamu akan hilang dalam sekejap. ”

❇Kenzo Haidar

|*|
|*|
|*|

Laras duduk bersandarkan pada bantal sambil makan roti di tangannya. Di samping bangsal UKS, Darel mengawasinya makan dengan penuh perhatian. Laras merasa pipinya merona akibat tatapan Darel dan mau tidak mau mendorong wajah Darel agar menoleh ke sisi lain.

“ Kamu ngapain sih liatin aku terus? Nanti kalo ada yang liat bisa jadi gosip loh. ” ujar Laras menatapnya enggan.

Darel melepaskan telapak tangan Laras dari pipinya lalu menggenggamnya, “ Siapa yang berani gosipin? Lagian juga aku nggak punya hubungan apa-apa lagi sama Cella jadi bisa bebas milih sama siapa kan? ” ucapnya tanpa merubah ekspresi.

Laras cemberut, “ Tapi kan kamu baru putusin dia seminggu yang lalu, apa gak aneh kalo tiba-tiba berita kita pacaran kesebar? ” ia menatap Darel sedih.

Darel menggeleng, “ Itu salah dia karna nggak bisa jaga aku tetep di sampingnya. ”

Laras masih menatap Darel sedih meskipun hatinya sudah tertawa terbahak-bahak. Coba lo liat Cell, cowok lo juga doyan kan sama gue? Heh, lo liat aja seberapa sayangnya dia sama gue hahaha...

Darel menepuk punggung tangan Laras ringan, “ Lain kali kamu jangan lupa sarapan lagi nanti kalo mag kamu kambuh kayak sekarang gimana? Untung ada aku, kalo pas aku nggak ada kamu mau gimana? ” nasihatnya dengan nada masih sedingin biasanya.

Laras tersenyum ceria, “ Kamu kan bakal selalu ada buat aku jadi kamu yang harus sering ingetin dan bawain aku sarapan dong. ” ucapnya manja pada Darel.

Darel menatapnya lama sebelum mengangguk, “ Oke. ”

❇❇❇

“ ELLEN ISS KOK LO MAKEINNYA KEBALIK SI?! ” pekik Cella sebal mengedipkan matanya di balik helm dengan pemandangan gelap.

Ellen tertawa melihat hasil pekerjaannya, “ Hahaha lo lucu Cell kalo kayak gini haha... ” ia menghapus air yang menggantung di sudut matanya. “ Hahaha maaf-maaf haha ga fokus gue hahaha... ” Ellen membantu Cella melepas helm biru dari kepalanya lalu kembali memakaikannya, kali ini tidak terbalik lagi.

Cella menatap Ellen kesal dengan bibir maju, “ Lo kalo mau bantuin yang ikhlas dong, kan jadi kebalik helmnya! ”

Ellen nyengir, “ Hehehe ya maap, Cell, lagian gue tadi beneran nggak sengaja salah makein. Rambut lo sih maju-maju makanya gue bingung mana depan mana belakang. ” ujarnya geli.

Cella menoleh ke kanan, tak mau berbicara lagi.

Ellen menggaruk belakang kepalanya, “ Yaudah deh, kalo gitu sebagai permintaan maaf gue beliin es krim kesukaan lo gimana? ” ucapnya mencoba membujuk Cella.

Cella mengangkat tangan kanannya menunjukkan kelima jari, “ Lima. ”

Ellen menggeleng, “ Nggak, tar lo sakit. Dua aja ya? ” tawarnya.

Cella juga menggeleng, “ Tiga ato nggak gue maafin. ” ucap cewek itu tak mau berkompromi lagi.

Ellen mendesah pasrah, “ Iya deh iya tiga. ”

My Daisy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang