MENEPI UNTUK PERGI 18.

3.7K 335 19
                                    

MENEPI UNTUK PERGI 18.

"Karna bagiku merelakan adalah salah satu bentuk cinta paling dalam" --Zea Jovanka.

Ayla duduk terdiam mendengar semua ucapan Zea untuknya, terduduk di bangku kelas dengan wajah yang menunduk malu dengan Zea.

"Lo udah besar Ay gak seharusnya lo bersikap kekanak-kanakan kaya gini. Kalau lo gak suka ataupun ada hal yang membuat lo marah, seharusnya lo kasih tau Dito bisa kalian gak saling menjauh gini" Ujar Zea menasehati dan Agatha yang sedari tadi hanya menganggukkan kepalanya saja membenarkan ucapan Zea.

"Gue tau lo marah juga karna gue, gak seharusnya gue nurut aja malam itu. Sorry gue udah nyakitin perasaan lo"

Sedari jam istirahat tadi Zea berbicara panjang lebar dengan Ayla mengenai masalah yang kemarin di ceritakan oleh Dito. Walaupun hatinya sakit, tapi ia tidak bisa melihat orang yang ia cintai harus merasakan sedih.

Ayla langsung menggeleng cepat "Enggak Ze enggak, ini salah gue! Gue yang terlalu kekanak-kanakan dan ngejauh dari Dito"

"Sekarang lo perbaiki hubungan lo sama Dito, kasian dia kaya gak ada daya hidup pas lo marah sama dia ini juga kan bukan salah dia. Oh ya, jangan lupa nanti malam lo di undang makan malam sama keluarganya" Jelas Zea panjang lebar sembari tersenyum kearah Ayla.

Ayla menarik nafas panjang "Sorry ya Ze, gak seharusnya gue kaya gini dan gak seharusnya juga gue iri sama lo. Gue orangnya cemburuan Ze, gue gak suka berbagi ataupun berbagi"

"Apa kabar gue Ay harus melepas sesuatu yang belum sempat gue genggam" Batin Zea.

"Mangkanya Ay gak seharusnya lo lari masalah kaya gini itu bukan solusi yang tepat, yang ada malah memperpanjang masalah yang ada kan" Omel Agatha.

"Iya Ta gue sadar gue salah"

Ayla memegang jari tangan Zea yang lentik "Ze sekali lagi maafin gue ya? Gue salah disini, gue udah iri sama temen gue sendiri. Maaf Ze"

"Iya gak papa gue ngerti kok, namanya juga baru jadian pasti masih cinta-cintanya" Ledek Zea membuat Ayla bersemu malu.

"Inget nanti malam lo dandan yang cantik kan mau di ajak makan malam" Ingat Agatha "Jangan malu-maluin lo"

"Gue udah cantik kali, mau di gimanain juga tetap cantik" Kekeh Ayla dengan rasa percaya diri.

Andra masuk kedalam kelas dan langsung menghampiri Zea "Ze" Panggil Andra.

Zea langsung menoleh "Kenapa Ndar?"

"Temenin gue yuk ke TU buat ambil surat izin orang tua"

"Surat izin orang tua untuk apa?" Tanya Zea bingung.

"Minggu besok kita mau camping dodol, lupa lo?" Ujar Agatha gemas.

"Gue gak tau kan semalem lo cuma ngasih tau mau camping aja tapi gak ngasih tau kapan waktunya" Dengus Zea kesal.

"Iya juga ya, jadi gue yang salah?" Tanya Agatha bodoh.

"Bukan! Jubaedah yang salah!" Pekik Zea kesal.

Andra dan Ayla terkekeh melihat keduanya.

"Yuk Ze" Ajak Andra lagi.

Zea langsung bangkit dari duduknya "Gue ke TU dulu. Oh ya Ay, sebentar lagi Dito pasti bakal kesini tunggu aja" sesudah berbicara itu Zea langsung berjalan menghampiri Andra dan menuju TU.

Ayla tersenyum melihat Zea "Zea itu orangnya baik ya, pengertian lagi"

"Iyalah. Sabahat gue dari masih embrio itu" Balas Agatha dengan di lebih-lebihkan.

MENEPI UNTUK PERGI [END] Where stories live. Discover now