MENEPI UNTUK PERGI 47.

5.1K 411 135
                                    

HALLO HALLO.....

UPDATE LAGI NIH

SEBENTAR LAGI MENUJU ENDING HUHU SIAPA YANG UDAH GAK SABAR NUNGGU ENDING NIH?

SPAM KOMEN LAGI YUK

BAKALAN SERU DI PART SELANJUTNYA NIH.

KALAU ADA TYPO LANGSUNG TANDAIN YA.

HAPPY READING🧡

MENEPI UNTUK PERGI 47.

"Selalu ada alasan terbaik kenapa sesuatu itu terjadi. Meski itu menyakitkan, membuat sesak dan menangis." --Nathan Khalandra.

Tak ada yang baik-baik saja dari perpisahan Nath. Berpisah tak pernah sesulit ini sebelumnya Ini sudah hari ketujuh kamu pergi tanpa meninggalkan jejak sedikit pun, tanpa pamit, tanpa lambaian tangan. Aku memang tak mencintaimu, tapi dengan kepergian mu aku menjadi sadar akan perasaan ku selama ini, perasaan yang bahkan aku sendiri pun tak tau bagaimana dan kapan datangnya.

"Maaf mbak ini sudah malam dan penghuni ruma pun sedang tidak ada" Ujar Satpam yang sedang bertugas malam ini.

Tersadar dari lamunannya lalu langsung menutup buku diary nya "Ada apa pak?"

"Ini sudah malam sebaiknya mbak pulang saja gak baik loh anak gadis malam-malam masih keluyuran diluar"

Ia mendongakkan kepalanya menatap awan yang ternyata sudah berubah menjadi hitam, hari sudah malam ternyata.

"Maaf pak" Zea langsung bangkit dari duduknya sembari memeluk diary miliknya, sebelum pergi ia kembali menoleh menatap rumah Nathan yang sudah tiga hari ini rutin ia kunjungi sepulang sekolah hanya untuk memastikan jika Nathan akan kembali lagi kesini.

"Sebaiknya mbak besok jangan kesini dulu mungkin saja yang punya rumah perginya akan lama. Wajah mbak pucat sekali, saya hanya kasihan melihat mbak setiap harinya duduk di depan gerbang sembari memeluk buku"

"Saya permisi pak" Pamit Zea yang di angguki Satpam itu.

Zea perlahan berjalan menjauh dari kompleks rumah Nathan dengan kembali membawa kekecewaan ia pikir hari ini Nathan akan kembali ternyata dugaannya salah.

Melihat sekeliling jalan yang ternyata sangat ramai oleh kendaraan yang berlalu lalang dan orang-orang yang berjalan santai sembari menikmati angin malam.

Ternyata dunia terus berjalan tanpa perduli manusianya sedang sedih.

Langkah Zea tiba-tiba berhenti saat melihat mobil sedang yang tiba-tiba menepi di pinggir trotoar.

"Zea"

"Septian" Gumam Zea.

"Lo-" Septian mengatur nafas nya dulu sebelum ia kembali berbicara "Lo ngapain malam-malam masih disini? Masih pakai seragam sekolah"

"Gue abis nunggu Nathan, tapi dia gak datang" Jawab Zea membuat Septian tercekat.

"Ze Natha-"

"Nathan pasti bakal balik lagi gue yakin"

Septian mengusap wajahnya pelan lalu meraih pergelangan tangan Zea "Pulang gue antar. Bahaya kalau lo sendirian"

"Gue bisa sendiri Sep"

"Kalau Nathan tau lo pulang sendirian dia gak bakal seneng apa lagi ini sudah malam"

"Nathan sayang gue?" Tanya Zea begitu lugu membuat Septian kembali menarik nafas dalam.

"Lebih dari sayang asal lo tau Ze" Gumam Septian sangat pelan sampai tak terdengar oleh Zea.

"Septian" Panggil Zea "Apa maksud Nathan selama ini ke gue?"

MENEPI UNTUK PERGI [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang