MENEPI UNTUK PERGI 39.

4.2K 360 51
                                    

HALLO AKU BALIK LAGI DARI SEKIAN LAMA MENGHILANG HUHU. KEMARIN ADA SESUATU YANG MEMBUAT AKU GAK BISA UPDATE DULU, I'M SORRY:')

ADA YANG UDAH GREGET BANGET GAK NIH NUNGGU KELANJUTAN PARTNYA?

RAMEIN LAGI YUKKKK....

UDAH SIAP KAN RAMAIKAN SETIAP PARAGRAF NYA?

BAKALAN JADI TIM MANA NIH...

DITO & ZEA?

DITO & AYLA?

NATHAN & ZEA?

KALAU ADA TYPO LANGSUNG TANDAIN YAA...

HAPPY READING🧡

MENEPI UNTUK PERGI 39.

"Setidaknya anggap hadirku ini ada, Aku pun tidak akan mundur dengan rasa sakit ketika hadirku dihargai." --Zea Jovanka.

"Karna pada dasarnya, mencintai manusia adalah seni paling sederhana untuk menderita." --Nathan Khalandra.

Nathan memarkirkan motornya tepat di depan distro yang sudah seminggu ini tak ia kunjungi, melepas helm nya lalu turun dan masuk kedalam distro.

"Wes gila masih idup lo? Gue kira udah tuju harian lo" Ketus Abian melihat kedatangan Nathan.

"Lo doain gue mati?" Mata Nathan mendelik tak percaya.

"Iyalah. Eh engga becanda gue" Abian menunjukkan cengirannya.

"Nath? Baru aja kita mau kerumah lo ini" Raden berjalan menghampiri Nathan lalu bertos ria ala lelaki.

"Tapi gak jadi karna lo udah keburu dateng duluan" Lanjut Raden.

Nathan mengangguk seraya tersenyum kecil "Fahri mana?"

"Ada lagi sholat" Jawab Raden.

"Lo berdua gak sholat?" Tanya Nathan mengambil tempat duduk tepat di sofa single yang ada disana.

"Gue baru aja selesai sholat" Jawab Raden "Entah kalau Abian" Raden melirik Abian membuat sang empunya menampilkan senyuman bodoh.

Nathan beralih menatap Abian "Gak sholat lagi? Mau sampai kapan coba lo males-malesan gini? Kalau mati yang di bawa itu pahala bukan hero game lo itu"

"Maklum gue manusia bukan malaikat, gue masih banyak salah" Jawab Abian membela diri.

"Yang bilang lo malaikat siapa? Sholat, yakali calon imam gak bisa baca Al-Fatiha" Ledek Raden.

Abian mendelik tajam "Gue bisa ya! Yaudah gue mau sholat dulu"

Abian pergi menuju ruangan yang sengaja mereka siapkan untuk menunaikan ibadah lima waktu.

"Lo kemana aja Nath seminggu ini? Makin kesini lo makin sering ilang-ilangan" Raden menatap Nathan dengan tatapan mengintimidasi.

"Biasa aja kali natap nya" Dengus Nathan lalu menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa yang ia duduki. Tadi selepas dari rumah Zea, Nathan langsung pergi menuju distro mengingat sudah seminggu ini ia tak pernah berkunjung kesini.

"Eh Nath padahal kita baru aja mau kerumah lo" Sahut Fahri yang baru saja selesai sholat dan langsung menghampiri Nathan "Tapi lo udah kesini duluan"

"Lo pada kangen sama gue?" Tanya Nathan penuh percaya diri.

"Dih pede banget lo!" Semprot Fahri cepat membuat Nathan tertawa kecil.

"Oh iya, gimana hasil penjualan bulan ini?"

MENEPI UNTUK PERGI [END] Where stories live. Discover now