🐧 Sekawan Likur 🐧

418 29 1
                                    

GAVIN POV

'Jangan lupa sama janji lo untuk datang ke kantor gue ya'

Aku tersenyum puas setelah mengirimkan satu pesan whatsapp ke Bianca. Dia memang akan datang ke kantorku untuk memintaku membantunya mengerjakan tugas dari dosen. Awalnya sih dia memintaku agar datang ke rumahnya, namun aku menolak karena pekerjaanku yang sangat menumpuk ini, akhirnya dia pun berniat untuk datang ke kantorku saja, daripada tugasnya tidak selesai kan?

Akhirnya aku bisa berdamai dengan Bianca, dan bisa berduaan lagi bersamanya.

Eh? Apa-apaan sih aku ini?

Setelah selama kurang lebih lima menit aku menaruh ponselku ke atas meja, tiba-tiba pintu ruanganku terbuka lebar, menampilkan seorang perempuan yang melempar senyum ceria ke arahku.

Tak ragu aku pun membalas senyuman itu, lalu berjalan menghampirinya.

"Gue kira lo bakal datang nanti siang". Ucapku seraya mempersilahkan Bianca untuk duduk di sofa tamu.

"Gue pengen tugas gue cepat selesai. Selain itu gue juga mau belajar dunia perbisnisan dari lo, makanya gue datang sepagi ini". Terang Bianca yang hanya ku tanggapi dengan satu anggukkan paham.

"Yasudah yuk kita mulai, mumpung gue lagi istirahat". Bianca mengacungkan jari jempolnya ke arahku sebelum dia mulai membuka buku-buku yang sudah dia letakkan di atas meja sedari dia datang tadi.

Empat puluh menit lamanya aku membantu Bianca mengerjakan tiga belas soal dari guru pembimbingnya, sebenarnya masih ada dua buah soal lagi, Namun aku melihat Bianca yang tampak kelelahan menghadapi soal-soal ini. Akhirnya aku menyuruhnya untuk beristirahat saja, sedangkan aku kembali mengerjakan tugas kantorku. Lagipula dua sisa soal itu terlihat mudah, dan aku yakin Bianca bisa mengerjakannya sendiri tanpa bantuanku.

Namun, bukannya dia mengindahkan perintahku untuk mengistirahatkan otaknya sejenak, dia malah menghampiriku, memperhatikan semua tugas-tugasku, dan membacanya dengan seksama.

"Tugas lo banyak banget". Gumamnya dengan mata yang tak teralihkan dari tumpukan kertas yang dia pegang.

"Tugas gue bentar lagi selesai. Itu tugas asisten gue". Bianca hanya mengangguk lalu menaruh kembali kertas-kertas itu ditempatnya, dan kini dia berganti beralih menatap layar komputer dihadapanku.

"Lo lagi buat apa itu?". Tanya Bianca seraya mengerinyitkan dahinya tak paham dengan apa yang dia lihat.

"Gue lagi merekap semua data-data dari bawahan gue". Balasku santai.

"Bukannya itu tugas asisten lo?".

"Selagi gue mau ngerjain, kenapa enggak?". Terlihat Bianca hanya ber oh ria menanggapi ucapanku barusan. Lalu dia tampak meraih sebuah kursi dihadapanku mendekat dengan kursi yang ku duduki saat ini, kemudian dia pun duduk santai disana sambil terus memperhatikanku yang tengah bekerja, sambil sesekali aku menerangkan padanya tentang apa yang dia lihat.

Niatnya yang teringin sekali belajar bisnis ini, mungkin karena ada perusahaan peninggalan ayahnya yang bangku pemimpinnya masih kosong. Pasalnya Auntynya juga sudah tidak berhak lagi atas perusahaan itu, dan ayahnya hanya mempunyai satu anak, yaitu dirinya. Jadi suatu saat dialah yang akan menduduki bangku pemimpin itu, menggantikan Auntynya yang sedang mendekam di penjara.

Aku biarkan saja dia mengotak-atik berkas-berkasku, dia perlu belajar untuk mendalami perusahaan, dan aku yakin dia sangatlah berbakat, dan suatu saat nanti dia pasti bisa menjunjung tinggi perusahaan peninggalan ayahnya itu. Semoga saja hal itu memang terjadi. Setidaknya hidup Bianca akan menjadi tenang dan damai setelah itu.

GAVIN✔ [END]Where stories live. Discover now