🐧 Sekawan Doso 🐧

362 23 0
                                    

Waktu telah menunjukkan pukul 9.00 pm. Gavin terlihat memasuki rumahnya dengan pandangan mata yang kosong. Sebelumnya Gavin sudah akan pulang dari rumah Zayn sejak habis magrib tadi. Namun, Tio memaksanya serta Bianca untuk ikut makan malam bersama dengan keluarga itu, ditambah ada beberapa hal yang ini dibicarakan oleh Tio pada Gavin. Hal itu membuat Gavin pulang ke rumah pukul sembilan malam. Dan tentunya, membuat kedua orang tuanya serta Keiza dan suaminya merasa khawatir dengan Gavin, karena tidak ada kabar sama sekali.

"Astaga Gavin! Kamu kemana saja nak? Kita semua panik mencari kamu" seru Allea kala melihat putranya yang berjalan gontai memasuki rumah dengan pandangan yang kosong.

"Iya Gavin, tadi Papa ke kantor kamu, tapi kata Farel kamu tidak ada di sana sejak siang tadi. Sebenarnya kamu kemana sih Gavin?" Imbuh Arjuna. Namun ucapan mereka berdua tak kunjung mendapatkan jawaban dari Gavin, Dia malah terus melanjutkan langkah kaki nya untuk menuju ke kamarnya tanpa menoleh sedikit pun ke ruang tamu, layaknya seperti patung yang sedang berjalan.

Melihat keanehan yang terjadi pada diri Gavin, membuat Keiza yakin jika kakak kembarnya ini sedang mengalami masalah yang cukup berat. Keiza sangat mengenali kakaknya, kakaknya adalah sosok pria yang mudah melupakan masalah yang terjadi. Namun, jika melihat kondisi Gavin yang sekarang seperti makhluk yang tidak hidup, mampu meyakinkan Keiza jika masalah yang tengah dihadapi kakaknya ini memang sangatlah berat.

Keiza tidak bisa tinggal diam. Dia harus membantu menyelesaikan masalah yang sedang Gavin hadapi, sama seperti Gavin yang selalu membantunya untuk menyelesaikan masalah yang ia hadapi dulu. "Kakak tunggu!" Teriak Keiza yang membuat langkah Gavin terhenti. Keiza menghela napas panjang karena Gavin yang sama sekali tidak menoleh ke arahnya. Namun Keiza masih tetap melangkahkan kakinya setengah berlari untuk menghampiri sang kakak.

"Kei mau ikut ke kamar Kakak." Gavin tampak mengerutkan dahinya bingung. Lalu dia menaikan satu alisnya seolah bertanya untuk apa.

"Kei mau cerita sama Kakak. Boleh ya?" Ucapan Keiza itu tentu saja membuat kedua orang tuanya serta suaminya merasa bingung. Namun dengan melalui isyarat tatapan mata yang Keiza kepada mereka semua membuat mereka sadar jika Keiza sedang berusaha untuk mendekati kakaknya serta berusaha untuk membantunya. Karena seperti yang mereka tahu. Jika selama ini, Satu-satunya orang yang paling dekat dengan Gavin ialah adik kembarnya sendiri. Begitu pula sebaliknya. Maka, mungkin Gavin akan bisa terbuka dengan adik kembarnya.

"Buat apa sih Kei? Kan sekarang sudah ada suami kamu, kamu cerita saja sama dia ya?" Keiza sedikit merasa kecewa dengan jawaban tersebut. Namun, sebisa mungkin dirinya masih tetap menampilkan senyuman indahnya.

"Tapi ini beda Kak, Kei hanya bisa cerita ke Kakak. Please?"

Gavin membuang napas tanda menyerah, lalu dia pun menganggukkan kepalanya setuju, dan membiarkan adik kembarnya itu untuk ikut masuk bersama dengan dirinya ke kamar pribadinya.

Keiza mendudukkan dirinya di sisi ranjang. Menatap kakaknya yang saat ini tengah menatap cermin.

"Kak, sebenarnya ada masalah apa sih Kak? Apa yang membuat Kakak menjadi seperti ini? Kei nggak suka lihat Kakak yang seperti ini." Ucap Keiza dengan pendar yang sedih. Membuat Gavin yang mendengar hal itu segera membalikkan tubuhnya dan melangkah mendekat ke arah adiknya. Dirinya mengambil tempat duduk di samping Keiza, lalu merangkul pundak adiknya, serta mengusapnya dengan lembut.

"Kakak nggak papa Kei. Hanya masalah kecil, Kei tidak perlu khawatir."

Secepatnya Keiza segera menggeleng. "Nggak Kak, Kei ini bukan orang lain yang bisa Kakak perdaya. Kei ini adik kembar Kakak. Kei sangat mengenal Kakak, Kakak nggak mungkin bersikap seperti ini jika masalah yang Kakak hadapi tidak berat. Kei mohon jujur sama Kei."

GAVIN✔ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang