🐧 END 🐧

1.3K 30 7
                                    

Gavin melangkahkan kakinya dengan hati-hati di suatu tempat yang sangat gelap, bahkan matanya tidak bisa melihat apapun, sekelilingnya gelap, Gavin tidak mengetahui dia berada di mana sekarang.

Dia terus berusaha melangkah ke depan untuk mencari jalan keluar. Hingga tak lama dia berjalan, tiba-tiba ada cahaya putih yang bersinar terang yang berada lumayan jauh dari dirinya berdiri saat ini. Karena merasa penasaran, akhirnya dia memutuskan untuk menghampiri cahaya itu.

Hingga semakin dekat, dan semakin dekat.

Gavin dapat melihat seorang perempuan berpakaian putih yang berdiri di antara cahaya itu, Gavin semakin merasa penasaran, dan mempercepat langkahnya.

"Mbak?" Panggil Gavin pelan ketika dirinya telah sampai di belakang perempuan itu.

Dengan gerakan perlahan perempuan itu membalikkan tubuhnya untuk menghadap Gavin, dan betapa terkejutnya Gavin saat melihat wajah perempuan di hadapannya.

Perempuan itu tersenyum lembut nan tulus.

"Bi-Bianca?" Perempuan itu tampak menganggukkan kepalanya.

"Aku datang, karena aku ingin mengucapkan terima kasih dan selamat tinggal untuk kamu,"

Gavin mengernyitkan dahinya, "Bi, kamu nggak akan pergi lagi kan Bi? Kamu akan ikut sama aku kan Bi? Kita kembali menjalani kehidupan kita ya?" Ucap Gavin seraya meraih tangan Bianca untuk digenggam.

Bianca menggelengkan kepalanya dengan senyum yang masih terlukis di wajahnya, "nggak bisa Gavin, urusan duniaku sudah selesai, aku nggak berhak lagi untuk hidup di sana, kehidupanku di dunia sudah ditutup, sekarang saatnya aku menjalankan kehidupanku yang kekal di alam lain,"

"Jangan Bi, jangan pergi, aku nggak akan bisa menjalankan kehidupanku dengan sempurna tanpa kamu,"

"Kamu bisa Vin, kamu pasti akan bisa, kamu nggak boleh menyuruh orang yang telah pergi untuk kembali lagi, karena itu akan membuatnya merasa sakit Gavin, terima kasih Gavin, karena selama aku hidup di dunia, kamu selalu membantu menyelesaikan masalah yang aku hadapi, bahkan ketika pesawat yang aku tumpangi terjatuh, kamu juga berusaha dengan keras untuk mencari jenazahku, jangan khawatirkan aku lagi, aku tidak akan lagi mengalami masalah seperti yang ada di dunia,"

"Tapi Bi, kamu tega ninggalin aku?"

"Aku harus melakukannya Gavin, dan perlu kamu ingat, walau pun ragaku tidak berada di samping mu, hatiku masih terus bersamamu, aku harus pergi,"

"Tapi Bi--"

"Selamat tinggal Gavin, Bianca selalu menyayangimu," setelah mengucapkan hal itu perlahan Bianca melepas genggaman tangan Gavin, kakinya melangkah ke belakang dengan mata yang masih menatap Gavin sembari tersenyum.

Sementara Gavin, air matanya menetes ketika langkah Bianca semakin menjauh, dirinya ingin menghampiri Bianca, namun kakinya seolah terkunci, dan tidak bisa melangkah untuk maju.

Dia tidak berdaya.

Bianca semakin jauh, semakin jauh, dan menghilang di balik awan putih.

"BIANCA!!" Gavin terbangun Dari tidurnya dan langsung terduduk, keringatnya membanjiri pelipis, jantungnya berdebar tidak karuan, ini benar-benar mimpi yang sangat menguras tenaga.

Akibat mendengar teriakan Gavin yang sangat keras, membuat Allea serta Keiza segera menghampiri kamar Gavin untuk memastikan keadaannya.

"Gavin, kamu kenapa nak?" Tanya Allea khawatir setelah memasuki kamar Gavin dan duduk di samping putranya.

GAVIN✔ [END]Where stories live. Discover now