🐧 Songolas 🐧

421 30 0
                                    

Saat ini disinilah diriku berada, di sebuah perpustakaan Gatutkaca yang berada di dekat alun-alun kota untuk bertemu dengan Asoka, perlahan aku membuka knop pintu perpustakaan tersebut, lalu masuk ke dalam dan mulai mencari keberadaan Asoka.

Asoka memanglah sosok yang kutu buku seperti Tante Andin, kegemarannya adalah membaca novel ber genre fantasi, seperti kisah para vampire, werewolf, atau kisah seseorang yang memiliki kekuatan super. Meskipun cerita-cerita tersebut hanya sebatas khayalan, namun menurut Asoka, lebih baik membaca cerita seperti itu daripada membaca cerita cinta yang kebanyakan drama, dan berakhir seperti itu-itu saja.

Haha.

Mengingat pemikiran Asoka tersebut membuatku tersenyum seketika, andai ia tidak membatalkan ini semua dan bisa mengerti situasi yang terjadi antara diriku dengan Bianca, mungkin saat ini kita masih jalan bersama serta tertawa bersama, mendengar ceritanya yang polos dan lucu, serta melihat pipi merahnya akibat jahilanku. Asoka, sungguh, aku benar-benar merindukanmu.

Kakiku berhenti tepat di depan rak buku yang langsung berhadapan dengan bagian khusus untuk membaca, pandanganku langsung menyusuri tempat itu untuk mencari keberadaan Asoka.

Senyumanku terukir seketika, bahagia saat melihat Asoka yang tengah duduk tenang di kursi tepi kanan yang langsung berhadapan dengan jendela kaca di depannya, perlahan aku mulai berjalan mendekatinya, sesuai permintaan Tante Andin, aku akan berusaha membuat Asoka tersenyum kembali tanpa adanya tekanan di dalam hatinya.

"Asoka". Panggilku pelan yang langsung membuatnya menoleh ke arahku.

"Kak Gavin? Ngapain kakak kesini?".

"Boleh aku duduk?". Sebelum menjawab pertanyaan Asoka, aku lebih dulu meminta izin untuk duduk disampingnya, dan sesuai ekspetasiku, dia pun mengijinkannya dengan satu anggukan oleh kepalanya.

"Kakak ngapain kesini? Kakak ngikutin Asoka? Kalau Kakak ingin bertemu dengan Asoka kan Kakak bisa telfon". Ucapnya yang langsung membuatku tersenyum.

"Hubungan kita memang telah berakhir, namun apakah kamu juga melarangku untuk menjadi temanmu?". Asoka menatapku seketika, raut wajahnya seolah mengatakan 'Tolong, jangan membuatku semakin sulit untuk melupakanmu'. Perlahan tangan kananku meraih tangan kiri Asoka dan menggenggamnya erat.

"Aku hanya ingin berteman denganmu Asoka". Terlihat Asoka menunduk sejenak, lalu beberapa saat kemudian dia kembali mendongak dan menatapku seraya tersenyum.

"Kita teman". Ucapnya yang langsung mengundang senyumku yang begitu lebar.

"Maaf kalau aku sudah membuatmu terluka". Asoka menggelengkan kepalanya kuat.

"Kita memang gak berjodoh Kak, udah gak usah di pikirin". Kami pun tersenyum bersama, lalu mataku tak sengaja menangkap sebuah novel yang berada di samping Asoka, cinta? Tidak biasanya Asoka membaca novel seperti ini, mungkin ini karena masalah kita kali ya.

"Tumben baca novel cinta".

"Oohh, lagi pengen aja, kan Asoka udah besar, lagi belajar soal cinta yang sesungguhnya". Balasnya sambil tertawa, dan hal itu juga mampu mengundang tawaku kembali. Aku tidak tahu apakah hati Asoka benar-benar tertawa, namun setidaknya di luar dia sudah bisa tertawa lepas, semua memang butuh proses, apalagi itu masalah luka di hati, prosesnya akan sangat panjang hingga hati itu bisa sembuh kembali.

"Kamu ini ada-ada saja".

"Hehe, emh- Kakak mau lihat rapot Asoka gak?". Tawar Asoka.

"Boleh". Lalu kemudian ia membuka tas nya dan meraih sebuah buku di dalamnya.

"Kira-kira dengan hasil rapot ini, Asoka bisa masuk ke universitas mana ya Kak?". Tanya Asoka seraya menyerahkan buku rapot itu kepadaku.

"Kamu pengennya kemana?".

GAVIN✔ [END]Kde žijí příběhy. Začni objevovat