16-RASKAN-

4 1 1
                                    

"Saya masih ting-ting! Dijamin masih ting-ting!"

"ASEKKKK!" Piandro heboh sendiri dengan berjoget-joget ditemani Danang. Tapi goyangan mereka terlalu excited sampai membuat rusuh seisi koridor kelas.

"Anjay, kane banget musiknya!" ujar Danang di sela-sela menari ria.

"Lagi viral, nih!" sahut Piandro.

"Raskan, Alasta, Yohan, Jopi, sama Gama gak mau gabung? Ntar nyesel lho," kata Danang.

Bukannya menyesal, malah yang ada mereka merasa jijik dengan Danang dan Piandro.

"Ayo Ndro lebih heboh lagi goyangannya!" komando Danang.

Yang lain hanya memperhatikan mereka dengan ekspresi sulit diartikan. Apalagi Raskan yang tak berbicara sedikitpun. Tangannya masuk ke saku celana dan bersender di dinding. Enggan berbicara dengan temannya walau mereka berada di tempat yang sama.

"Wih, bisa viral ini kita, Ndro!" Danang dan Piandro menonton ulang video yang telah mereka buat tadi.

"Bener, tuh! Semua orang itu kepo pengen ngeliat anak Anarkis di Tik Tok," jawab Piandro. "Kesuksesan gue datang ...!"

"Bisa masuk hitam putih nih gue," balas Danang lagi.

"Hitam putih gak ada lagi," sahut Alasta.

"Eh, masa?" Danang agak kaget.

"Mangkanya nonton Trans 7," balas Alasta.

"Gimana mau nonton. TV di rumah aja channelnya Indosiar mulu Suara Hati Istri," ujar Danang.

"Itu tontonan emak gue juga, anjim," sahut Jovi.

"Wih kok samaan. Jangan-jangan emak kita—"

"Jangan ngadi-ngadi woi!" potong Jovi cepat. "Lu kira emak gue lesbi apa?"

"JANGAN NYEROBOT DULU MANGKANYA, JAMAL!" sembur Danang kesal.

"Maksud gue emak kita pasti sama-sama manusia," lanjutnya.

"YAILAH, SILIT!" Jovi ikutan ngegas. Yang lain tertawa geli melihat tingkah mereka.

"Woilah humor gue." Yohan terkekeh.

"Receh, anjir!" sahut Gama.

Kata orang, berteman dengan Anarkis team itu seperti tidak mungkin. Mereka memang baik dan tak sungkan untuk menolong. Tapi kembali lagi pada sudut pandang masing-masing. Banyak yang mengaggap Anarkis team itu kaku, membosankan, terlalu serius, dan juga kejam sehingga tidak asik untuk diajak berteman. Nyatanya mereka tidak seburuk yang orang lain kira.

"Du du du du du ... bagaimana caranya biar gue punya pacar cem Dishel Axella," celetuk Piandro. Atensi yang lain langsung teralih ke koridor seberang.

Ada Dishel di sana yang sepertinya sedang mengajari adik kelas cara ber-make up yang benar. Omong-omong mereka itu adalah orang yang Dishel sempat hardik karena make up nya murahan waktu itu. Dan sekarang karena tak mau direndahkan lagi oleh Dishel, adik kelas tersebut mengganti make up-nya dengan merk terkenal.

"Pertama, lo harus good looking," ujar Gama pada Piandro.

"Yhaa kalau soal itu ... inget aja kata tukang parkir," balas Piandro.

"Apaan? Dua rebu?" sahut Jovi.

"Yee bukan itu!" ujar Gama.

"Do'ain aja semoga gue punya pacar kayak Dishel, aamiin."

"Ya ngarepnya jangan yang modelan kayak Dishel juga kali, Ndro! Tuh cewek mah cantiknya udah level Giga Bite," kata Danang.

"Asli. Cewek yang paling diincer dia di sini," sahut Jovi.

RASKANWhere stories live. Discover now