03-RASKAN-

14 3 2
                                    

"KENAPA di antara sekian kelas, kelas kita yang dapet jatah ulangan di jamkos? KENWHY?!" ujar Danang kesal. Tujuh sekawan itu sedang berjalan di koridor menuju RM. Seharusnya mereka free sampai jam 1 siang nanti. Tapi kelas mereka harus mengikuti ulangan susulan.

"Bu Tami tuh. Ngapa juga minggu kemaren gak masuk. Jadinya sekarang kita ulangannya," ujar Jovi.

"Harusnya 3 jam jamkos itu dipake buat keliling sekolah nyari yang bening-bening berkilau bareng Gama. Buat nambah asupan gizi," kata Danang diangguki Gama.

"Harusnya itu dipake buat habisin seisi kantin!" Yohan ikut bersuara.

"Gerogotin mejanya sekalian," ujar Alasta mendapat ledakan tawa dari Yohan.

"Auto patah dua gigi lo, Han." Piandro tertawa sampai bahunya bergetar. "Burung kakak tua ... hinggap di jendela ... Yohan sudah tua ... giginya enggak ada."

"Bangsat!" Yohan cengengesan dan yang lain tertawa terbahak-bahak. Kecuali Raskan tentunya.

"Yohan si tua," ujar Piandro.

"Yohan si ompong," sambung Danang.

"Yohan si giginya enggak ada," koreksi Gama.

"Ngelunjak lo ya ngatain tangan kanannya Anarkis," balas Yohan.

"Siapa?" tanya Danang.

"Ya gue lah!" Yohan beralih ke Raskan. "Ya gak, Kan?"

Raskan hanya menoleh tanpa minat.

"Yhaaaa dikacangin!" Danang tertawa terpingkal-pingkal sembari memukuli Gama.

"Nusuk, gan," tambah Piandro.

"Gitu ya lu sama gua, Kan. Lengser aja lo jadi pemimpin. Gua yang gantiin," ucap Yohan mendapat pelirikan tajam dari Raskan.

"Anarkis lo pimpin kita bubar," komentar Raskan.

"Hayuk kakaq-kakaq bubar aja! Biar Yohan sendirian yhaaaaa!" Gama mengejek heboh.

"Anarkis lo pimpin jadi bejat," komentar Alasta.

"Maksiat di mana-mana," tambah Gama.

"Udah bener-bener Anarkis di tangan Raskan. Kalau di lo yang ada anggotanya keluar semua," ucap Jovi.

"Tega kamu, mas," ucap Yohan yang terbully. "Ngundurin diri aja lah gue dari Anarkis."

"Sip bagus," tanggap Raskan membuat teman-temannya terpingkal-pingkal.

"BWAHAHAHA!" Danang tertawa paling heboh. Sangking hebohnya dia memukuli orang di sekitarnya.

Koridor panjang ini diisi mereka dengan canda tawa. Mengisi lembar-lembaran diary kosong masa remaja mereka.

"Raskan!" panggil Salfa di ujung koridor. Dia lalu berlari menghampiri. Salfalika Wibowo nama lengkapnya. Istimewanya, dia anak Anarkis perempuan yang paling dekat dengan mereka.

"Eh Neng Salfa. Nyariin abang Andro ya?" kata Piandro mendapat toyoran dari Jovi di sebelahnya.

"Jelas-jelas dia manggil nama Raskan tadi, bego. Kebegoan lo sampe jadi budek. Kasih insto dulu," ujar Jovi.

"Ada apa, Sal?" tanya Raskan pada Salfa mengalihkan topik pembicaraan.

"Lo semua harus ikut gue ke RM!" selang Salfa ketika mengatur napasnya karena tadi berlari untuk mencari ketujuh anak tim Anarkis.

"Lah kita emang mau ke RM," kata Yohan.

"Rileks dulu, Sal," ujar Alasta.

Salfa melakukan apa yang diinstruksikan Alasta. Raskan menunggu gadis itu berbicara. Setelah lumayan membaik, dia mengambil suara, "RM berantakan! Ada yang sengaja bobol."

RASKANWhere stories live. Discover now