09-RASKAN-

7 3 0
                                    

"SALFALIKA KELUAR LO!" teriak seorang perempuan. Pagi-pagi ia sudah membuat gaduh di kelas orang.

Dishel mendengus menunggu di depan pintu. Semua orang yang ada di kelas tersebut memperhatikannya. Namun dia bersikap tak peduli. Dia hanya ingin menemui Salfa untuk memberi gadis itu peringatan.

"Apaan sih lo pagi-pagi buat ribut aja," ujar Salfa yang sudah keluar dengan mimik wajah tak suka.

"Gue gak mau basa-basi sama lo. Gue cuma mau bilang lo jauh-jauh deh dari Raskan," kata Dishel. Dari gosip yang beredar, Raskan dan Salfa dikabarkan dekat. Dishel sendiri pun mengakuinya. Jika ada Salfa, makin susah Dishel mendekati Raskan.

Salfa tertawa meremehkan. "Jadi lo iri liat gue deket sama Raskan?"

"Dih, ngapain juga gue iri sama orang modelan kayak lo. Gak selevel," ujar Dishel. "Cewek yang boleh deket sama Raskan tuh ya gue aja. Lo gak usah ikut-ikutan."

"Lo kali yang ngikutin gue. Gue duluan kali yang deket sama Raskan ketimbang lo," balas Salfa tak mau kalah. "Otomatis Raskan bakal ke gue karena gue udah lama deket sama dia."

"Songong banget sih lo padahal baru deket doang. Padahal cuma temen," ujar Dishel membuat Salfa geram.

Kini gantian Dishel yang tertawa meremehkan. Beginilah Dishel. Dengan mantan-mantan pacarnya juga begitu. Dulu siapapun yang berani mendekati pacarnya dengan sengaja, tak segan-segan gadis itu untuk melabraknya. Seperti yang ia lalukan sekarang pada Salfa. Tapi bedanya di sini Dishel melabrak seseorang yang mendekati calon pacarnya.

"Lo murid baru gak usah sok deh," kata Salfa mulai merasa tidak nyaman.

"Suka-suka gue dong. Emang lo yang ngasih makan gue? Gak, 'kan?" lanjut Dishel membuat Salfa menahan kesal.

"Gini ya, Sal." Dishel melipat kedua tangan di dada. "Kalau dibanding-bandingin tuh, gue sama lo jelas jauh. Gue lebih cantik iya. Lebih fashionable? banget. Lebih diincer cowok? Jelas. Tau 'kan lo seberapa gemparnya sekolah ini pas tau kedatangan gue. Sedangkan lo?" Dishel memutar jempolnya ke bawah. "Nol."

"Mulut lo itu gak bisa dijaga ya?!" Salfa mulai tersulut.

"Gak. Karena gue akan singkirin siapa pun yang berani ngehalangin jalan gue buat jadi pacar Raskan," balas Dishel.

"Pergi lo dari kelas gue!" usir Salfa.

"Gini nih ciri-ciri orang kalah," ujar Dishel. "Gue kesini peringatin lo buat mundur dari sekarang. Biar lo gak kaget kalau tau gue jadian sama Raskan."

"Pergi gak lo sekarang?!" Salfa telah bermuka merah menahan kesal karena perkataan Dishel sangat mengusiknya.

"Oke gue bakal pergi. Kasian liat lo mau nangis soalnya. Hahahaha anjir!" Dishel menutup mulutnya menahan tawa. Ia lalu tersenyum sinis dan pergi begitu saja dengan aura keangkuhannya yang menguar.

Dishel menarik sudut bibirnya ketika mendengar Salfa menggeram. Dia Dishel Axella. Gadis yang sangat yakin bahwa dia bisa menjadi pacar seorang pemimpin besar di sekolah, Raskan Sevaro Gemintang.

---

Raskan ikut menyandarkan kepala saat posisinya sedang berdiri bersandar di tembok. Satu tangannya tersimpan di saku celana abu-abunya. Menunggu seorang gadis di depan kelas cewek itu. Kata orang, Salfalika beruntung didekati Raskan.

"Sorry lama!" Salfa dengan tergesa keluar kelas.

"Gak pa-pa," kata Raskan sembari menegakan tubuh.

"Tadi gue nyelesaiin nyatet di papan tulis dulu. Keburu dihapus dan gue gak mau kalau sampe catetan gue kurang." Salfa bercerita begitu saja.

"Rajin," puji Raskan membuat Salfa senyum-senyum malu. Siapa yang tak senang dipuji oleh seseorang yang disukai sejak dulu.

RASKANWhere stories live. Discover now