Nineteen: Socialite Woman

11.4K 1.7K 282
                                    

Tak dirasa, sudah dua minggu Bona tinggal di Clan Akennaton. Hari-hari yang terlewatkan terkesan biasa saja. Pula kegiatan yang Bona lakukan terasa begitu monoton.

Satu-satunya kejadian penting hanyalah fakta bahwa pertemanan antara Bona, Eva dan Rebecca sudah terjalin cukup dekat.

Rebecca punya sejuta cara untuk membuat ratunya tertawa. Gadis lycan itu sangat pandai bercerita dan melontarkan beberapa lelucon.

Sementara Eva merupakan kebalikan dari Rebecca. Gadis manusia itu begitu cuek. Sosoknya mengingatkan Bona pada karakter kakak perempuannya, Lady Casmira.

Hanya mereka hiburan Bona untuk saat ini. Memiliki seorang teman merupakan hal sederhana yang mampu memberikan keceriaan pada Ratu Akennaton itu.

Seperti saat ini, dua teman baru Bona itu kembali berkunjung ke kamarnya setelah dipanggil oleh Damares atas perintahnya sendiri.

Rebecca dan Eva membawakan Bona tas mereka yang ikut terhisap oleh portal sepuluh tahun yang lalu. Dua gadis ini tahu bahwa Sang ratu begitu haus pengetahuan akan perihal manusia.

Bona tampak membongkar tas milik Rebecca. Tas tersebut berwarna hitam dengan hiasan huruf G di tengah-tengahnya. Lantaran sudah dimakan waktu, menyebabkan warnanya menjadi usang. Barang-barang Rebecca berhamburan di atas meja. Hanya riasan yang Bona kenali. Selebihnya, Bona tak tahu.

Yang pertama menarik perhatian Bona, ialah iPhone. Kemudian kacamata. Powerbank. Masker. Topi. Dan kunci mobil. Bona menatap benda-benda asing tersebut dengan keheranan. Namun, diimbangi dengan tatapan penuh ketertarikan.

Ratu Akennaton fraksi barat itu kemudian beralih pada tas berwarna cokelat milik Eva. Barang yang Bona kenali hanya lipstik. Eva juga memiliki sebuah iPhone. Barang-barang gadis manusia itu tak terlalu banyak seperti Rebecca.

Sembari membiarkan Bona asik dengan kesibukannya sendiri, Gelsy dan Damares yang juga telah akrab dengan dua gadis pendatang baru itu mencoba untuk menyibukkan diri pula dengan memulai sebuah perbincangan.

Gelsy berkata, "Bagaimana hari-harimu setelah menjadi pendamping seorang pemimpin lycan, Rebecca?" tanyanya.

Rebecca mengedikkan bahu, "Lumayan seru," katanya dengan tersenyum lebar. Gadis periang ini kemudian menoleh pada Eva, "Iya, kan, Eva?"

"Biasa saja," jawab Eva singkat. Gadis manusia itu tengah membaca salah satu koleksi novel Bona yang bergenre romansa dengan sedikit bumbu-bumbu erotis karya Damares. Beberapa kali pipi Eva merona sendiri ketika membaca kalimat demi kalimat dari buku itu.

Rebecca memutar bola matanya malas.

Gelsy terlihat ragu mendengar jawaban Rebecca, "Benarkah? Apa mereka tak berperilaku kasar padamu? Aku sering memerhatikan bahwa pria-pria lycan itu sangat kasar dan brutal," katanya sambil bergidik.

Damares yang tak tertarik dengan arah perbincangan ini lebih memilih untuk mendekati Bona. Pria itu merapikan barang-barang milik Rebecca dan memasukkannya kembali ke dalam tas agar tak terlihat berantakan.

"Mereka hanya jahat pada yang pantas menerimanya. Mereka itu orang baik, Gelsy. Kau hanya belum melihatnya. Apalagi, pria-pria lycan sangat setia pada pendamping mereka. Lycan hanya memiliki satu belahan jiwa di hidup mereka."

DiabolusTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon