Forty One: Innocent Creature

4.2K 884 236
                                    


Waktu, entitas tak berwujud yang terdapat banyak misteri di dalamnya. Serangkaian peristiwa tak terduga terus terjadi dari waktu ke waktu. Tak ada yang tahu peristiwa apa yang akan terjadi esok hari. Menghindar pun dirasa percuma. Sebab selalu ada konsekuensi yang harus diterima. Bisa jadi keberuntungan. Kesialan. Atau bahkan hanya pasrah tanpa perlawanan.

Seratus tahun berlalu sejak terakhir kali Lord Gavriel menghentikan waktu. Kini ia kembali menggunakan kekuatan yang memerlukan banyak energi itu.

Yesica yang mengkhawatirkan tuannya lantas berkata, "Padahal kau tidak perlu menggunakan kekuatan itu untuk membawa Lady Bona ke sini, Lord."

Toni menyeringai. "Penculikan ini tidak akan berhasil kalau rajanya masih sadar," katanya.

Dahi Lord Gavriel berkerut tidak senang. "Siapa bilang ini penculikan? Dexter memang seharusnya menjadi rumah gadis ini. Dia seorang Valeriant."

Giliran Yesica yang menyeringai. Sementara Toni langsung terdiam sembari memandang Lady Bona.

Satu hari telah berlalu sejak insiden Lady Bona dibawa pergi ke Clan Dexter. Pula sejak saat itulah Sang Lady belum siuman. Meski begitu, suasana tetap tak berubah. Atmosfer udara masih terasa begitu dingin. Dunia alam bawah pun masih diam membisu tanpa sepatah suara. Namun, ada pengecualian kali ini. Waktu yang berhenti tak lagi menghentikan pergerakan semua makhluk di dunia alam bawah. Lord Gavriel mengecualikan beberapa orang, termasuk dua pelayan setianya, Toni dan Yesica.

Toni masih memandang gadis yang menyandang status Ratu Akennaton itu. Wajahnya kelihatan pucat bak makhluk tak berdosa. Padahal memang benar Toni mengakui kenyataan itu.

Melihat pakaiannya yang terbuka membuat pemimpin ras vampire itu bertanya-tanya. Hingga menaruh kecurigaan pada majikannya kala melihat beberapa jejak merah di leher Lady Bona.

"Kau meniduri Lady Bona, Lord?" tanya Toni terkejut.

Lord Gavriel yang tadinya memandang ke arah jendela lantas langsung berbalik kemudian menutupi tubuh Lady Bona dengan selimut.

"Mana mungkin aku tergoda dengan gadis manusia sepertinya." Lord Gavriel berujar dengan nada dingin.

Yesica yang baru menyadari perkataan Toni lantas kelihatan panik. Gadis ras siren itu mengendus jemari Lady Bona. Seperkian detik kemudian ia tersenyum lega, "Lady Bona masih perawan," katanya.

Yesica mengeluarkan lidahnya yang begitu panjang nan runcing, mencoba menyicipi kulit Sang Lady yang sudah lama ia idam-idamkan. Namun, Lord Gavriel langsung menampar lidahnya agar menjauh dari Lady Bona.

"Tapi, Lady Bona memang terlalu cantik jika dijadikan mangsa," ujar Toni dengan seringaian liciknya.

"Tadinya aku tidak percaya Lady Bona adalah anaknya Sofiya," Yesica tergelak kemudian melanjutkan, "gadis manusia itu ternyata cukup hebat untuk melahirkan anak iblis," katanya kemudian.

"Keluarga Asten lebih hebat. Mereka berhasil menyembunyikan Lady Bona selama seratus tahun," ujar Toni.

"Lady Bona juga hebat! Diam-diam bersembunyi, tapi sekalinya keluar langsung jadi Ratu Akennaton." Yesica semakin tergelak dengan tawanya.

"Kecilkan suaramu, Yesica!" Lord Gavriel berdesis tajam. Sehingga gadis siren itu langsung menunduk takut.

Lord Gavriel memandang jemari Lady Bona yang kemarin ia iris dengan belati. Seharusnya ada luka di sana. Namun, Raja Clan Dexter itu tak menemukannya. Fakta ini membuat Lord Gavriel tahu bahwa Lady Bona memiliki kekuatan healing yang ia dapatkan dari sinar ikatan Lord Milson. Itulah mengapa Lord Gavriel tak bisa mencium aroma manusia pada tubuh Lady Bona. Sebab sinar ikatan Lord Milson lambat laun akan mendominasi di dalam tubuh gadis itu.

DiabolusDär berättelser lever. Upptäck nu