Twenty Eight: We Are Family

8.6K 1.5K 380
                                    

Kereta kuda beserta kusirnya, telah menanti kedatangan Sang tuan sejak tadi. Saat Lady Bona dan Lady Caitlyn telah terlihat keluar dari pintu utama istana barat Clan Akennaton, penantian Si kusir akhirnya berakhir.

Lady Caitlyn berjalan menuju kereta kuda. Sebelum naik, ia sempat berbalik untuk kembali bertatap muka dengan Sang tuan rumah. "Kau mau memikirkannya kembali, Lady?"

Wajah Bona langsung tertekuk kesal. "Kau gila, Lady Caitlyn. Kalau mau gila, jangan ajak-ajak aku. Gila sendiri saja."

Saran gilanya telah ditolak mentah-mentah oleh Lady Bona. Padahal sesungguhnya sebelum Caitlyn mengajukan saran itu, dia sudah tahu betul jawaban Bona. Bahwa Ratu Akennaton itu tak akan pernah mau mengkhianati pendampingnya. Lord Milson sangat berarti bagi gadis itu.

Lady Caitlyn tertawa. "Maafkan aku karena telah mengatakan itu, Lady. Kuharap tidak ada kesalahpahaman di antara kita. Kau tahu, aku hanya bercanda."

Lady Bona melipat tangannya ke depan. "Aku tahu. Tapi, jawabanku serius. Aku tidak sepertimu yang tega bermain di belakang pendampingku."

Caitlyn tersenyum miring. "Kita berbeda, Lady."

"Kuharap kau bisa berubah."

"Kuharap juga begitu. Asalkan kau masih bersedia menjadi temanku."

"Kita sudah berteman sekarang."

Lady Caitlyn tersenyum penuh arti. "Kutunggu kunjunganmu di Clan Aneor. Aku juga punya koleksi gaun yang tak kalah indahnya dari gaunmu. Aku belum puas memamerkannya kalau hanya satu." Selir kesayangan penguasa wilayah elemen alam itu tertawa kecil.

Lady Bona tersenyum. Mereka berdua saling membungkuk dengan anggun. Caitlyn masuk ke dalam kereta. Sehingga Sang kusir melaju menuju portal hijau dan lenyap tertelan pusaran angin.

Pandangan Bona teralihkan saat melihat pemukiman ras lycan dari kejauhan. Mereka terlihat sedang bertarung dengan ras dragon rider dan penyihir putih.

Menduga adanya keributan, Lady Bona sontak langsung masuk ke dalam portal dan berakhir di pemukiman. Namun, rupanya dugaan Bona salah. Sebab para lycan hanya sedang mengajari ras dragon rider dan penyihir putih cara menjadi seorang petarung Clan Akennaton.

Zinki dan Lord Isaak yang tadinya bertarung langsung berhenti. Mereka semua langsung membungkuk saat Lady Bona datang menghampiri.

Pemukiman pengikut setia Lord Milson itu dibagi menjadi tiga. Ras lycan tinggal di dalam gua raksasa. Beda dengan ras penyihir putih. Mereka tinggal di dalam rumah-rumah sederhana yang berbentuk seperti jamur. Para penyihir pandai menata pemukiman mereka. Mereka teratur dan mengedepankan kebersihan. Sedangkan ras dragon rider bermukim di bukit di belakang gua. Mereka membangun semacam sarang raksasa yang terbuat dari rotan. Ada begitu banyak naga putih di atas bukit itu.

"Silakan dilanjut." Lady Bona tersenyum. Sehingga Zinki dan Gilbert kembali menyerang Isaak.

Bona mengedarkan pandangan dengan senyuman lebar. Ada begitu banyak pria berperut cacat di sekitarnya. Di kiranya, hanya Lord Milson saja yang memiliki perut seperti itu. Rupanya, pendampingnya tidak cacat sendiri di dunia ini.

"Lady!" Rebecca dan Eva menghampiri Bona lalu membungkuk rendah.

Bona tersenyum hangat. Gadis itu mengelus perut Rebecca yang sudah terlihat semakin besar. "Bagaimana kabarmu?"

"Seharusnya aku yang bertanya begitu, Lady. Maaf karena aku tidak mengunjungimu setelah kau terluka parah hari itu. Gilbert melarangku keluar, katanya untuk berjaga-jaga kalau ingin melahirkan. Aku juga disuruh menjaga Eva." Rebecca kelihatan sedikit merasa bersalah dan kesal bersamaan.

DiabolusWhere stories live. Discover now