Forty Five: Cruel Past

4.4K 749 252
                                    

Banyak dari mereka yang mengenang masa lalu bahkan mengabadikannya. Berlandas pada memori indah yang melekat hingga enggan tuk dilupakan. Namun, bagaimana bagi mereka yang memiliki masa lalu kelam? Mereka tentu mencoba untuk melupakan. Mengabadikan pun mungkin tak sudi.

Tetapi, perlu diingat. Masa lalu akan selalu melekat dan tak bisa diubah.

Perihal masa lalu, Lady Bona mengingat salah satu pelayannya yang begitu ia percayai, Gelsy. Ada banyak kenangan berarti yang terukir. Gelsy sangat berperan besar dalam pertumbuhan putri bungsu dari Clan Asten itu. Penyihir itulah yang mengajari Lady Bona berjalan bahkan membaca sekalipun.

Namun, ternyata Gelsy juga berperan besar dalam kehadiran Lady Bona di dunia ini. Dalam asap dosa sang Ibu yang diperlihatkan oleh Lord Gavriel, Gelsy jelas-jelas mempengaruhi mendiang Lord Ladarius untuk melakukan tindakan bejat pada Sofiya. Sudah dapat dipastikan bahwa Gelsy memiliki niat terselubung.

Gelsy jelas sengaja membuatnya lahir di dunia ini. Entah apa niat terselubung yang dimiliki oleh penyihir itu. Lady Bona sampai jatuh sakit memikirkannya.

Dua hari telah berlalu dan gadis itu masih terbaring lemas di tempat tidur. Bahkan semua makanan yang dibawakan oleh Yesica kembali Lady Bona muntahkan.

Si kepala pelayan istana Clan Dexter, Valentina dan beberapa pelayan lain dengan setia menjaga Lady Bona.

Toni pun turut hadir di sana. Bukan untuk menjaga, tetapi mengawasi bila Lady Bona mencoba buka mulut perihal rahasia sang tuan. Pemimpin ras vampire ini tentu telah tahu apa yang terjadi dua hari yang lalu. Selama itu ia mengawasi, selama itu pun Toni yakin bahwa Lady Bona tak mungkin buka mulut. Bagaimana bisa gadis yang belum membuka mata dari kemarin itu berbicara? Jangankan buka mulut, bergerak pun seperti tak bernyawa.

"Mohon sadar, Lady..." kata Valentina dengan pandangan nanar. Sesekali mengelap dahi sang Lady dengan kain hangat.

Kondisi menyedihkan Lady Bona yang begitu tiba-tiba ini tentu menimbulkan tanda tanya dan kekhawatiran para pelayan.

Terutama bagi Valentina, yang baru beberapa hari mengenal Lady Bona, tetapi berani menawarkan kesetiaan untuknya.

Di malam hari ketika semua penghuni wilayah terdingin di dunia alam bawah menjelajah dunia mimpi, Lady Bona akhirnya membuka mata dan terjaga sepanjang malam.

Kondisinya sungguh lemah dan memprihatinkan. Yang dilakukan gadis itu hanya memandang kosong ke depan, memikirkan kehidupannya yang sungguh pelik dan menyedihkan. Bahkan kehadiran Yesica yang menjaganya pun tak Lady Bona hiraukan.

Siren itu telah mencoba menyuapinya dengan makanan, tetapi calon selir palsu sang tuan selalu menolak. Ramuan raxil dan glad-nya pun sama sekali belum tersentuh.

Yesica menghela napas kasar berulang kali.

Beberapa jam terlewatkan dan yang dilakukan Lady Bona hanya melamun. Sementara Yesica pun enggan pergi sebab tugasnya memang untuk mengawasi.

"Kau bisa pergi, Yesica. Aku tidak akan ke mana-mana, apalagi membocorkan rahasia Lord Gavriel. Memangnya aku bisa apa?" ujar Lady Bona pelan setelah sekian lama. Suaranya terdengar parau.

Yesica menyeringai. "Kau benar, Lady. Tapi, aku juga bisa apa? Lord Gavriel menyuruhku untuk selalu mengawasimu."

Lady Bona kembali terdiam. Sejujurnya, mengetahui kelakuan jahat Gelsy lebih mengguncang dirinya ketimbang mengetahui fakta bahwa Gavriel Dexter adalah seorang half manusia iblis seperti dirinya.

DiabolusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang