Three: History Of Diabolus

17.4K 2.4K 75
                                    


Halaman baru terbuka, menampilkan judul baru pula. Cinta. Kata itu mengelilingi pikiran Bona beberapa kali. Ia dibuat heran, mengapa kehidupan manusia sangat mendramatis? Di bab sebelumnya, Bona membaca segala hal mengenai rindu, perasaan yang katanya bisa menimbulkan sesak di dada jika sedang memikirkan seseorang. Satu-satunya cara untuk mengobati rindu adalah bertemu.

Setiap halaman baru terbuka, maka semakin cepat pula Bona mengetuk kuasnya di meja. Bona mengerti, namun juga bingung.

Saat ini Bona sedang membaca buku mengenai manusia. Di pagi hari hingga siang menjelang, Bona terus memusatkan perhatiannya pada buku itu.

Cinta adalah kunci dari kebahagiaan. Di mana seorang wanita dan pria saling memadu kasih dengan harapan bisa hidup bersama dan membangun keluarga hingga menghasilkan darah daging yang sama, tanpa ada suatu paksaan hingga hubungan mereka tercipta. Gejala awal dari perasaan ini ialah jantung akan berdebar cepat bila bertemu dengan seorang yang dicinta, namun debaran tersebut terasa sangat nyaman.

Reflek Bona memegang dada, merasakan detak jantungnya yang terasa biasa-biasa saja. Ia pun kembali membaca;

Hasrat ingin menyentuh seseorang yang dicinta begitu besar. Contoh yang paling menunjukkan ketulusan adalah pelukan dan ciuman.

Alis Bona terangkat. Ia mengambil cermin lalu menatap pantulan wajahnya. Iris biru laut Bona jatuh pada bibirnya. Bona memegang bibir merah muda alami itu dengan dahi yang berulang kali berkerut. Bona geleng-geleng dan memutuskan untuk kembali membaca;

Dan yang terakhir, dunia seakan menjadi milik berdua.

Bona tak kuasa menahan tawanya. Ia memukul-mukul meja sembari memegang perut. Perutnya yang terasa keram terlebih ia masih menstruasi, membuat Bona berulang kali harus meringis disela tawanya.

Gelsy hanya geleng-geleng melihat tingkah sang Nona. Gadis penyihir itu tengah menangkap ikan di laut dari jendela kamar Bona menggunakan sihir. Sedangkan Damares, pria itu tengah menulis cerita romantis. Siapa lagi jika bukan Bona yang menyuruhnya. Sudah lima hari Bona menstruasi, dan sejak itu pula, Bona seperti memiliki ketertarikan pada cerita-cerita erotis. Mungkin hormon-hormon Bona baru terbentuk setelah 100 tahun lamanya. Damares beranggapan bahwa Bona sedang mengalami pubertas saat ini. Hanya saja Nona mudanya itu belum bertemu dengan seorang pria yang akan membuatnya jatuh cinta.

Bona menghapus air di sudut matanya dan kembali membaca;

Akhir bahagia dari cinta adalah pernikahan. Tapi, jika berakhir dengan kesedihan, maka akhir kisah cinta yang satu ini adalah perpisahan.

Bona bersandar di kursi sembari memainkan jemarinya, mencoba untuk mengerti apa yang baru saja ia baca.

Gelsy muncul dari balik pintu kamar Bona, ia membawa piring berisi ikan bakar, "Waktunya makan siang, Nona."

"Letakkan saja di atas meja. Aku masih ingin membaca."

Gelsy mengangguk. Ia duduk di samping Bona, memperhatikan setiap gerak-gerik Nonanya itu.

Damares menghela napas. Ia mengambil buku sejarah Diabolus di rak lalu berdiri di hadapan Bona. Damares tahu betul karakter Nona mudanya itu. Sekeras apa pun Bona selalu menyombongkan diri bahwa ia adalah Diabolus, Bona tak bisa mengelak bahwa ia pun penasaran pada sisi dirinya yang lain, manusia. Rasa keingintahuan Bona pada manusia lebih membuatnya rajin belajar mengenai mereka daripada harus memperdalam pengetahuannya mengenai Diabolus.

Bona berdongak menatap Damares, "Apa kau mencintaiku, Damares?"

Damares menunduk penuh hormat, "Tentu saja, Nona."

DiabolusDonde viven las historias. Descúbrelo ahora