after rain

44 8 7
                                    

Hujan deras mengguyur SMA Laskar Pelangi setelah pengakuan Athaya siang tadi di lapangan. Bahkan hingga sore ini hujan terbilang sangat deras membuat para siswa-siswi terhambat untuk pulang cepat.

Memang ada beberapa yang di jemput dengan mobil, atau bahkan nekad hujan-hujanan, tapi sisanya setia menunggu sampai hujan itu reda.

Oh tunggu, bukankah itu momen yang tepat untuk bernostalgia? Karena hampir semua yang berdiri di depan koridor menatap mellow setiap tetes hujan yang jatuh bersama kekasih tercinta masing-masing.

Ada juga yang masih stay di dalam kelas bercengkrama dengan teman sebaya. Ada juga yang pergi ke perpustakaan dan yang gak lebih jarang lagi pergi ke kantin, terlebih ketika hujan perut memang lebih mudah lapar, bukan?

Tadi pagi memang sudah ada tanda akan turun hujan, sayang nya banyak yang mengabaikan pepatah yang bilang 'sedia payung sebelum hujan.

Resa, ya gadis itu berjalan mengendap-endap, ia ingin menghampiri Tiara yang sedang duduk sendiri.

"Eh, bengong aja!" seru Resa seraya menepuk pelan pundak Tiara. Hal itu membuyarkan lamunan Tiara yang tengah duduk di kursi depan kelas.

Hmm Resa, gumam Tiara saat tau orang itu.

"Kok Sendiri? Sabna mana?" tanya Resa lalu mendaratkan bokong nya di samping Tiara.

"Sabna ke perpustakaan, dia lagi belajar bareng sama Raja."

"Oh, tumben gak ngikut, kenapa?"

"Tadinya mau, tapi aku pengen liatin hujan," jawab Tiara dengan mata teduhnya.

"Bosen kan liatin buku?  Kirain lo bisa liat hujan lewat buku." Resa memandang Tiara, begitu pula sebaliknya.

"Gak bisa diliat, tapi bisa ngerasain kok."

"Eh ngomongin apaan ni?" Sabna tiba-tiba datang, sembari membawa beberapa lembar kertas yang belum ia masukan ke dalam tasnya. 

"Udah belajarnya?" tanya Tiara lembut.

"Udah."

"Sab, Lo baik-baik aja, kan?" tanya Resa.

"Baik, kok baik. Kenapa si emang? kok tumben nanya kabar gue? Hmmm?" Kemudian Sabna duduk di samping Tiara, berbalik dengan Resa yang spontan berdiri dengan emosi.

Sambil menggenggam tangan kanannya, Resa berkata bahwa Athaya sungguh jahat pada Sabna. Tapi hal itu justru membuat Sabna tersenyum.

"Lo mau gue apain dia? Bilang aja, biar gue yang bales!" tukas Resa layaknya jagoan sembari menyingsingkan lengan bajunya dan merekatkan kuncir rambutnya.

"Gak usahlah, lupain aja," jawab Sabna lebih tenang.

"Oh gak bisa. Nyawa ya bales nyawa!" kekeh Resa.

"Kemaren lo nonton film apaansi? Sampai segitunya." Sabna lalu mengangkat kedua alisnya.

"Orang gue gak nonton film kemaren!"

"Yaudah, duduk sini. Jangan marah-marah ah, malu noh di liatin orang!" tegur Sabna.

Resa tetap berdiri sementara matanya berusaha mencari seseorang.

"Nyariin siapa Resa?" tanya Tiara.

"Athaya lah," ketus Resa.

"Lo mau ngapain?" gantian Sabna yang bertanya.

"Lo tau kan. Gak ada siapapun dan gak akan gue biarin siapapun, nyakitin hati kalian! Kalau sampai ada yang nyakitin akan berurusan dengan gue!" tegas Resa dengan menekan setiap kata yang terucap juga merasa sangat yakin bahwa dirinya mampu melindungi dua sahabatnya tersebut.

Take to the SKY [ON GOING]Where stories live. Discover now