•telponan• yuhu!

71 22 34
                                    

Athaya berada di dapur, ia sedang membuat kopi seperti yang biasa dilakukannya menjelang malam.

"Al!" Panggil Hanna yang ada di ruang TV.

Athaya mengabaikan Panggilan itu karena terlalu fokus mengaduk kopi yang ia buat.

Namun bukan Hanna namanya jika menyerah untuk memanggil Athaya agar muncul di hadapannya.

Untuk ke tiga kalinya Hanna berteriak memanggil nama 'Al' membuat Athaya terpaksa memenuhi panggilan tersebut.

"Kenapa dah teriak-teriak?" tanya Athaya sembari membawa secangkir kopi.

Hanna berdecak sembari menggeleng kepalanya, "oh pantesan susah tidur. Tiap malem begini ya!? Ngopi terus!" tegur Hanna.

"Tiga kali seminggu doang!" Athaya membenarkan.

"Ah masa?"

"Yaudah lah buat lo aja, nih!" Athaya mengalah, lalu menyodorkan secangkir kopi yang telah ia buat.

Hanna menggeleng, "Gue kan ngak suka ngopi!" Lalu mengembalikan kopi tersebut kepada siapa yang membuatnya.

"Terkahir ya, dalam waktu dua bulan!" titah Hanna seraya mengangkat jarinya.

"Iyya iya." jawab Athaya yang  hendak berbalik badan sambil membawa kopinya.

"Ettss, mau kemana?" Hanna menahan bahu Athaya dari belakang, "kamar lah," jawabnya yang mulai ketus.

"Temenin gue nonton dulu, ya?" pinta Hanna.

"Dihh manja amat! Biasanya juga sendiri." Athaya menolak dan melanjutkan langkahnya menuju kamar.

"Sesekali malam mingguan sama kakaknya kek!" ucap Hanna.

Athaya berbalik, lalu kembali menatap Hanna. "Yehh ngigo, ini malam apaan ka! Lagian elo tontonan-nya Drakor, ya mana sukak gue."

"Ihh enggak kok, gue nonton film horror tau!" protes Hanna.

"Gak berani ya gak usah di tonton kali," sanggah Athaya, Hanna langsung menggembungkan pipinya dan berbalik ke arah sofa.

Dasar baperan! Sindir Athaya dalam hati saat melihat tingkah Hanna.

"Yaudah gue temenin, kasian takut nangis," ucap Athaya ketus sembari berjalan mengikuti Hanna di belakangnya.

Kemudian Athaya duduk di samping Hanna. "Mending gue nonton sama Leo," ucap Hanna tiba-tiba, setalah Athaya berhasil duduk di sampingnya.

Athaya membuang nafas kasar setelah mendengar itu, lalu menghabiskan kopinya cepat. Hanna dengan cepat mengambil cangkir dari cengkraman Athaya.

"Al, minum panas-panas gak bagus buat ginjal!" tegas Hanna lalu menggeleng saat tau kopinya telah habis.

"Jangan di ulangi lagi!" tegur Hanna.

"Ya lo gak usah nyebut nama Leo juga!" balas Athaya yang memasang wajah juteknya.

kemudian Hanna mulai memutar film yang sudah tersambung ke TV, sebelum itu ia menatap Athaya yang terlihat kesal saat dirinya menyebut nama Leo.

"Iya maaf deh, gak lagi, janji!" ucap Hanna lalu menunjukkan jari kelingkingnya, tapi Athaya justru menyadarkan badannya di sofa dan mengabaikannya.

Selang beberapa menit film tersebut sudah di mulai. Dari prolog nya saja sudah membuat jantung Hanna ber debar-debar, melebihi saat Leo menawarkan Hanna jadi pacarnya.

Sementara Athaya, ia masih acuh menatap ke tv tanpa ekspresi.

Film tersebut memang sudah tayang di layar lebar dua tahun lalu, teman angkatan Hanna sendiripun sudah nobar di XXI, Hanna sendiri terlalu gengsi untuk ikut, walaupun dirinya sangat menginginkan menonton film tersebut.

Take to the SKY [ON GOING]Where stories live. Discover now